Kamis, 17
Oktober 2013 | 11:06 WIB
JAKARTA,
KOMPAS.com - Panglima TNI Jenderal Moeldoko yakin hubungan TNI dengan Polri
akan semakin baik di bawah kepemimpinan Komisaris Jenderal Sutarman. Secara
pribadi, Moeldoko menilai Sutarman sebagai figur yang paling pas memimpin
institusi kepolisian.
"Selama ini
baik saja (hubungan TNI-Polri), ke depan harus lebih kuat dan semakin
bagus," kata Moeldoko, sesaat sebelum menghadiri rapat bersama Komisi I
DPR, di Kompleks Gedung Parlemen, Jakarta, Kamis (17/10/2013).
Lebih jauh,
Moeldoko juga yakin bahwa Sutarman merupakan calon Kapolri yang mampu menjaga
keamanan nasional selama bergulirnya waktu pemilihan umum di tahun depan. Bagi
Moeldoko, Sutarman memiliki kemampuan dan kinerja yang baik selama mengabdi
sebagai personel kepolisian.
"Beliau
(Sutarman) teman saya yang saya pahami dari taruna dulu. Saya kenal beliau dan
kerjanya cukup baik," ujar Moeldoko.
Untuk diketahui,
Komisi III DPR akan melakukan uji kepatutan dan kelayakan terhadap calon
tunggal Kapolri, Komisaris Jenderal Sutarman, Kamis (17/10/2013). Pemilihan terhadap
Sutarman direncanakan akan langsung dilakukan pada malam harinya. Wakil Ketua
Komisi III DPR Tjatur Sapto Edy mengatakan pelaksanaan uji kepatutan dan
kelayakan ini akan dilakukan pada pukul 10.00 WIB hingga sore hari.
Sembilan fraksi
di Komisi III DPR nantinya akan melakukan pendalaman melalui
pertanyaan-pertanyaan kepada Sutarman. Komisi III, kata Tjatur, mendapat
laporan dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan Komisi
Kepolisian Nasional (Kompolnas).
Catatan dari
PPATK, kata dia, terkait dengan empat rekening Sutarman yang telah diblokir
sejak 2008. Sutarman, disebutkan tak lagi memiliki rekening. Sementara catatan
dari Kompolnas, lanjut Tjatur, terkait dengan sikap Sutarman yang dinilai
terlalu loyal dan juga soal sikap Sutarman dalam menjalin hubungan dengan
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Jika
jawaban-jawaban Sutarman tidak memuaskan, ujar dia, mungkin saja pencalonan
Sutarman ditolak Komisi III. Tjatur memberikan contoh sudah ada kejadian calon
yang diajukan dalam uji kepatutan dan kelayakan ditolak oleh DPR.
Salah satunya,
sebut dia, dalam pencalonan Sudradjad untuk menjadi hakim agung di Mahkamah
Agung. Padahal Sudradjad adalah kandidat yang mendapatkan penilaian tinggi dari
Komisi Yudisial.
Karier Sutarman
Kepala Polri Jenderal Timur Pradopo akan diganti sebelum memasuki pensiun pada
Januari 2014. Presiden menyatakan pergantian Kapolri perlu dipercepat agar
pejabat baru bisa lebih baik dalam mempersiapkan pengamanan Pemilu 2014.
Presiden sudah
menunjuk Sutarman sebagai calon tunggal Kapolri. Sutarman meniti karir di
kepolisian dari bawah. Dia merupakan anak petani kelahiran Sukoharjo, Jawa
Tengah. Menjadi taruna Akademi Kepolisian pada 1981, Sutarman pertama kali
bertugas di Polda Jabar sebagai Pa Staf Lantas Polres Bandung pada 1982. Ia
juga sempat menjadi Kapolsek Dayeuh, Bandung pada 1982 dan menjadi Kasat Lantas
Polres Sumedang pada 1983.
Pada 1988-1995,
Sutarman berdinas di Polda Metro Jaya dan pada 2000 menjadi Ajudan Presiden
Abdurrahman Wahid. Sesudahnya, Sutarman mengemban sejumlah jabatan penting di
kepolisian, seperti Kapolda Metro Jaya, Kapolda Jawa Barat, dan Kapolda
Kepulauan Riau. Terakhir, Sutarman menjabat sebagai Kabareskrim Polri. (Editor
: Caroline Damanik)