Jumat, 25 Oktober 2013

Mistral dan Starstreak TNI AD, Pendatang Baru Penjaga NKRI



TNI akan mendapat sistem rudal baru berupa rudal Mistral dariPerancis dan Starstreak buatan Inggris. Keberadaan dua rudal ini dipersiapkan untuk menjaga ibukota Jakarta dari berbagai serangan udara. Rencananya kedua sistem rudal ini akan ditempatkan di gedung-gedung pencakar langit yang ada di ibukota.

Sampai tulisan ini dibuat, sat­uan Artileri Pertahanan Udara (Arhanud) TNI AD masih meng­andalkan rudal Grom sebagai el­emen SAM (surface to airmissile) utama, menggantikan peran ru­dal Rapier yang 'harus' dikandangkan sejak tahun 2002 aki­bat pasokan suku cadang yang tak lagi diproduksi.

Grom memang memperkuat dua detasemen Arhanud TNI AD, tapi sayangnya rudal bua­tan Polandia ini punya perfor­ma yang dibawah standar.Mes­ki unggul dalam kecepatan ge­lar tempur, tapi dalam bebera­pa uji coba penembakkan hasil­nya kurang memuaskan dalam beberapa kali latihan.

Kabar berhembus jika Grom tidak cocok untuk beroperasi di medan bersuhu panas, seperti Indonesia. Sebagai solusi peng­gantinya, kini Arhanud TNI AD sedang melirik Mistral dalam platform Atlas.Bila dilihat seki­las, Atlas mirip dengan Simbad, pengorasiannya dilakukan ma­nual oleh seorang juru tembak, di mana dalam platform pelun­cur terdapat dua rudal yang siap tembak.

Arhanud TNI AD akan diper­senjatai rudal Mistral buatan Perancis pada 2014. Mistral telah digunakan TNI AL untuk melindungi kapal perang dari serangan udara.Mistral dipa­sang di ranpur Komodo produk­si PT PINDAD.Sistem rudal Mis­tral yang dibeli oleh TNI AD dari tipe Atlas, dimana penembakan rudal dilakukan oleh seorang prajurit yang duduk di sistem peluncur dan dibantu tiga pra­jurit.

Sistem peluncur dapat dico­pot dari ranpur, jika medan ope­rasi tidak dapat dijangkau oleh ranpur pembawa sistem pelun­cur. Peluncuran rudal dipandu oleh radar MCP, dimana mam­pu mendeteksi sasaran awal 30 km dan menangkap 20 sasaran pada waktu bersamaan.Radar dirancang berkemampuan anti-jamming, penindaan teman atau musuh dan dapat dioperasikan siang dan malam di segala me­dan serta cuaca. Radar MCP dioperasikan oleh tiga prajurit.
Rudal Mistral mempunyai ja­rak tembak effektif 6,2 km dan ketinggian 4 km. Kecepatan ru­dal mencapai 2,5 mach dandiklaim probabilitas melumat sasaran hingga 97 persen. Spe­sifikasi Mistral, panjang 1,86 m, diameter 90 mm, berat 18,7 kg, kecepatan luncur 800 m/detik atau 2,6 mach, jangkauan efek­tif hingga 5,3 km, dengan sistem pemandau infra merah, meka­nisme peledakan laser proximity atau impact triggered, dan mesin solid rocket motor.

Selain itu Arhanud akan juga dipersenjatai rudal Starstreak jarak tembak effektifnya lebih jauh dari Mistral. Kedua jenis ru­dal iijii akan menggantikan peran rudal RBS-70 dan Rapier dalam menjaga kedaulatan NKRI.

Rudal Starstreak buatan Thales Air Defence Inggris merupak­an SHORAD (short range air de­fence) rudal anti pesawat high velocity. Setelah ditembakkan kecepatannya terus berkem­bang hingga 3,5 Mach, untuk mengejar sasaran sejauh 7 ki­lometer. Starstreak dipandu tiga laser beam, untuk mening­katkan kesuksesan mengun­ci dan menyergap pesawat mu­suh.Misil ini pun dilengkapi sistem foe and friend, sehing­ga tidak salah menembak sasa­ran.Starstreak digunakan Ing­gris sejak tahun 1997, dengan kemampuan yang terus dikembangkan."Startstreak II dilun­curkan tahun 2007, bisa me­nyergap pesawat lebih jauh dan dioperasikan dari berbagai ke­tinggian (helikopter dan kapal laut).

Jarak efektif startstreak da­lam menyergap sasaran 0,3 -7 kilometer. Saat ini Indone­sia menggunakan sebagian be­sar varian Lightweight Multiple Launcher (LML).Satu unit Starstreak LML terdiri dari tiga rudal siap tembak, yang dipa­sang di atas kendaraan tempur ringan. Sementara varian SP HVM, dipasang di atas kenda­raan lapis baja Stormer dengan8 misil aktif. Stormer Indonesia yang berfungsi sebagai pengang­kut pasukan, bisa menjadi sen­jata yang menakutkan jika dipa­sang Startstreak SP HVM.

Hingga saat ini ada tiga ne­gara pengguna Startstreak: In­ggris, Indonesia dan Afrika Se­latan. Indonesia merupakan pengguna terbesar Starstreak dengan 135 sistem LML.Rudal rudal tersebut disebar ke se­luruh satuan Arhanud, untuk menjaga obyek vital di bawah kodam masing-masing.

Yang jelas, Indonesia membeli sekitar 100 rudal Starstreak be­serta peralatan pendukungnya dan sebagian bersifat mobile.Dengan demikian, selain rudal Starstreak, Indonesia juga me­miliki rudal Mistral yang dipa­sang di kendaraan Taktis Ko­modo. Tampaknya rudal Star­streak lebih diperuntukkan un­tuk pertahanan titik menggan­tikan rudal Rapier TNI-AD, se­mentara rudal mistral akan embeded dengan pergerakan pa­sukan. Rudal Starstreak antara lain telah ditempatkan di Yon arhanudse-10/l/F sebanyak satu baterai, Kodam Jaya. (han/dari berbagai sumber), Sumber Koran: Pelita (25 Oktober 2013/Jumat, Hal. 17)