Senin, 28 Oktober 2013

Oknum TNI Tembak Mati Seorang Satpam di Mojokerto



Senin, 28 Oktober 2013 02:33 WIB


TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Oknum TNI berpangkat kapten di Kabupaten Mojokerto, dituduh sebagai pelaku penembakan terhadap seorang petugas keamanan (satpam) bernama Fahmi.

Fahmi, satpam asal Pungging itu, tewas seketika di dalam rumahnya pada 2 September 2013. Polisi, baru pada Minggu (27/10/2013), mengungkapkan bahwa oknum anggota TNI merupakan eksekutor pembunuhan Fahmi. "Iya, memang demikian (pelaku berstatus anggota TNI)," jawab Kabid Humas Polda Jatim Komisaris Besar Awi Setiyono.

Karena yang bersangkutan berstatus anggota TNI, yang menangani adalah POM Kodam V/ Brawijaya. "Jadi, lebih jelasnya silahkan langsung ditanyakan ke pihak POM," sambungnya.

Dalam penembakan ini, yang menjadi sasaran sebenarnya Brigadir Fadli, anggota Polresta Mojokerto yang pernah mengontrak di rumah itu. Insiden penembakan salah sasaran itu, terjadi di rumah kontrakan di Desa Tunggalpager, Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto.

"Yang ditangani polisi adalah seorang tersangka saja. Yakni, yang mengantarkan pelaku ke rumah korban. Termasuk sepeda motor Honda Grand yang digunakan mengantar juga disita polisi sebagai barang bukti," sambung Awi.

Beberapa waktu lalu, polisi mengamankan lima orang yang diduga terlibat dalam peristiwa ini. Yakni empat warga sipil dan seorang anggota TNI. Namun, kabar yang banyak beredar itu langsung disanggah oleh pihak kepolisian.

Dalam perkembangannya, dari empat warga sipil yang diamankan itu ternyata ada satu yang ditetapkan sebagai tersangka. Tiga lainnya dibebaskan dengan alasan tidak cukup bukti. Dan yang mengagetkan, ternyata kabar keterlibatan anggota TNI benar. Oknum berpangkat kapten itu yang menjadi eksekutor dalam peristiwa tersebut.

Sebelumnya dikabarkan, pelaku dari sipil itu yang mengantarkan anggota TNI ini ke rumah yang pernah dikontrak Brigadir Fadli. Namun, mereka tak tahu kalau rumah itu kini ditempati Fahmi, seorang satpam di Bali yang saat itu pulang ke Mojokerto.

Sebelum menembak korban, eksekutor ini sempat dua kali mengajukan pertanyaan ke korban. "Kamu yang namanya Fadli." Dijawab Fahmi, "Bukan." Berikutnya bertanya lagi, "Kamu anggota polisi," dijawab lagi "Bukan" dan akhirnya, dor.... Fadli ditembak di rumah itu.

Dalam aksinya, pelaku menggunakan senjata jenis pistol buatan Pindad. Ini diketahui dari peluru yang bersarang di tubuh korban. Diketahui bahwa peluru tersebut berkaliber 9 milimeter. Dari peluru tersebut, diketahui bahwa jenis senjata yang digunakan adalah jenis pistol buatan Pindad.