Selasa, 22 Oktober 2013

Kabar 10 WNA Diculik Dibantah



JAYAPURA-Kabar tentang 10 orang Warga Negara Asing (WNA) yang melakukan pendakian ke Puncak Cartenz, Grasberg, Timika, Papua disandera oleh kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) dibantah oleh Polda Papua. Polda menyampaikan bahwa ke 10 WNA tersebut saat ini sudah berada di Timika dan kini diinapkan di Hotel Rimba Papua.

"Memang ada pendaki yang di­bawa oleh penyelengara Adventure Cartenz, namun mereka tidak disandera, itu salah," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Papua, AKBP Sulisriyo Pudjo, di ruang kerjanya kemarin (21/10).Pihaknya menjelaskan bahwa para pendaki ini bertujuan melakukan pendakian ke Cartenz namun lewat Sugapa.

Para WNA tersebut sudah tiba di Moses Kilangin pada Jumat (11/10) lalu terbang ke Sugapa, Intan Jaya. Rombongan pendaki ini dibawa oleh 4 orang tour guide dari Sugapamenunju Suanggama dan di sini lokasi Suanggama ini sempat ber­temu dengan grup lain.

"Tanggal 13 mereka ke Cartenz dan tanggal 17 di base camp dan saat turun ternyata 10 orang lain mereka tidak mampu lewat rute awal hingga diputuskan mengguna­kan rute lain," bebernya juga.

Faktor kelelahan ini, kata Pujdo, tak lepas dari kondisi pendaki yang tak lagi muda."Para pendaki turun ke arah Freeport walaupun tracking tracknya harus kembali lewat Sugapa.Jadi tak benar jika 10 warga ini dikatakan disandera," sambungnya.

Para pendaki ini dikatakan sudah seminggu berada di puncak dan ketika akan turun inilah muncul permasalah tersebut dimana kon­disi fisik para pendaki tak 100 per­sen fit sehingga diputuskan untuk menggunakan jalur lain lewat Timika yang lebih pendek (dekat). Pujdo menyebut bahwa para pendaki ini turun melewati Zebra Wall Area yang sudah masuk da­lam wilayah pertambangan Grasberg.

Dikatakannya juga, kabar tentangdisanderanya para WNA ini bisa jadi karena para pendaki tak turun melalui rute pertama sehingga muncul sangkaan bahwa mereka disandera mengingat setiap penda­kian selalu diberikan waktu secara mendetail menyangkut jadwal ka­pan akan turun dan kapan akan tiba di puncak.

"Jadi mungkin saja pos penjagaan yang mereka lapor curiga mengapa tak turun padahal sudah harinya untuk turun akhirnya ini dilapor­kan," cetusnya lagi.Disinggung soal izin, Sulistiyo juga mengata­kan bahwa para pendaki ini diberi izin masuk namun yang perlu di­pahami adalah dalam pendakian harus mengetahui fisik masing-masing pendaki. Selain itu harus ada batas usia.

Pihak travel juga harus memas­tikan fisik pendaki apakah memi­liki riwayat penyakit jantung mau­pun menyangkut berat badan. "Ini untuk mengeliminir terjadinya hal teknis di pendakian," tandasnya.

Sementara itu, Direktur PT Adventur Cartenz, Maximus Tipagau yang bergerak di bidang travel pendakian Cartenz membantah kabar penyanderaan ter­sebut. "Tidak benar isu kalau ada turis asing ditahan atau diculik OPM seperti yang disebarkan mereka kepada kedutaannya di lakarta," ujar Maximus Tipagau dalam emailnya tadi malam.

Ia menegaskan tidak ada OPM di Puncak Carstenz apalagi di Grasberg area tambang. "Puncak Cartenz sangat aman bagi penda­ki, di sana tidak ada kelompok separatis seperti yang diisukan," cetusnya.Dijelaskan bahwa parapendaki ini berangkat dari Timika menuju Sugapa beberapa hari lalu.Lantas melakukan perjalanan pendakian dari Sugapa menuju Puncak Carstenz yang berada de­kat dengan Grasberg wilayah tambang Freeport.

Rombongan ini kemudian ke­habisan logistik, sehingga masuk area tambang tanpa izin."Karena mereka masuk area tambang se­cara ilegal sekalipun, itu untuk meminta bantuan logistik, pihak security Freeport kemudian me­nahan mereka," katanya juga.

Jadi, lanjut Maximus, para pendaki itu kehabisan makanan dan minuman namun bersikap arogan dengan mengatakan me­reka diculik OPM."Yang saya ti­dak terima, para pendaki melapor ke kedutaannya masing-masing diculik OPM, padahal mereka masuk area tambang untuk minta bantuan logistik," tukasnya.

Ditambahkan bahwa saat me­lakukan pendakian, salah seo­rang pendaki mengalami cedera ringan, sehingga memutuskan kembali melalu area tambang.(ade/fud/jpnn), Sumber Koran: Indo Pos (22 Oktober 2013/Selasa, Hal. 06)