Kamis, 17 Oktober
2013 05:57 WIB
Sebagai salah
satu negara di dunia yang aman, tenteram, dan jarang mengerahkan persenjataan
militer untuk konfrontasi, Indonesia patut berbangga memiliki PT Pindad.
Perusahaan negara itu tak henti-hentinya melakukan inovasi untuk memenuhi
amanat menyiapkan alat utama sistem persenjataan (alutista) terbaik dan
termodern buat Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polri.
Kebanggan itulah
yang dirasakan saat menyusuri kantor pusat sekaligus tempat produksi Pindad di
Bandung pekan lalu. Baru memasuki pintu gerbang, pandangan langsung menjumpai
gudang yang berisi kendaraan-kendaraan superbesar. Mulai truk pengangkut TNI
yang sering dijumpai di jalanan hingga kendaraan militer seperti panser dengan
bodi baja yang tebal.
Namun, di antara
puluhan kendaraan di gedung-gedung ukuran besar tersebut, Jawa Pos diarahkan
salah seorang staf Pindad untuk mengunjungi beberapa panser yang terlihat
mendapat perlakuan istimewa.
Sebetulnya, saat
pertama melihat, tidak ada satu pun hal yang membuat panser itu layak dinilai
istimewa bila dibandingkan dengan panser yang lain.
Namun, ketika
kesempatan menengok bagian dalam diberikan, kesan yang muncul justru
sebaliknya. Sewaktu dibuka, panser tersebut dilengkapi kursi busa nan nyaman.
Seperti di kokpit pesawat kelas eksekutif.
Di depannya,
layar besar tampak mewah terpajang. Dilihat dari modelnya, layar itu lebih
seperti televisi mahal untuk hiburan daripada layar pemantau yang biasanya ada
di kendaraan militer. Bahkan, di dalam panser tersebut ada kulkas kecil.
Selintas mirip dengan fasilitas di limosin mewah.
PT Pindad memang
sengaja memasang fitur yang berbeda untuk panser yang satu ini. Semua perangkat
yang disematkan di interior panser spesial itu serbanyaman. Maklum saja, calon
pengguna panser tersebut bukan sembarang orang. Dialah panglima seluruh
angkatan bersenjata TNI-Polri: pesiden Republik Indonesia.
Ya, panser itu
bakal menjadi salah satu moda transportasi RI-1 selain mobil dinas. Tentu saja
panser tersebut digunakan ketika keadaan darurat, saat nyawa pucuk pimpinan
pemerintahan terancam. Panser yang dinamai Anoa VVIP tersebut diciptakan
sebagai kendaraan militer pertama yang dirancang khusus untuk pejabat negara.
Manajer
Pemasaran PT Pindad Sena Maulana menjelaskan, PT Pindad telah merampungkan
empat unit "panser" Anoa yang dipesan Pasukan Pengamanan Presiden
(Paspampres).
Perinciannya,
tiga unit Anoa VVIP dan satu unit mobil"panser"untuk kendaraan
pengawal. "Kami mendapat pesanan sekitar empat bulan lalu. Sebelumnya
Paspampres punya"panser. Tapi, kali ini pemesanannya khusus untuk
presiden," ujarnya.
Untuk proyek
dari istana tersebut, Sena mengakui, pihak perusahaan memberikan prioritas
tertinggi. Karena itu, waktu yang dibutuhkan tidak terlalu lama.
"Sebenarnya Anoa tersebut diciptakan sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Jadi, kalau kita beli dari luar negeri, kan seadanya yang dijual itu yang
didapatkan. Karena ini adalah industri pertahanan nasional, kita harus memenuhi
kebutuhan pemerintah," ujarnya.
Lalu, apa
sebenarnya yang membedakan Anoa VVIP dengan Anoa tipe lainnya? Sena
menjelaskan, secara spesifikasi, tidak ada yang berbeda. Dengan lapisan baja
setebal 10 mm, bodi kendaraan itu bisa menahan peluru berkaliber 7,62 mm.
Bahkan, lapisan
bisa di-upgrade untuk menahan peluru berkaliber 12,7 mm. "Ini nanti untuk
perlindungan presiden dan keluarga presiden serta anggota kabinet. Pokoknya,
siapa pun yang digolongkan VVIP oleh Paspampres," tambahnya.
Yang berbeda
adalah interior yang khusus diperuntukkan kenyamanan presiden dan keluarga. Kendaraan
tersebut dibagi menjadi dua bagian. Yakni, operasional di bagian depan. Bagian
tersebut diperuntukkan pengendara dan komandan kendaraan. Lalu, di belakangnya
barulah ruang yang diisi dua kursi untuk presiden dan istri serta dua kursi
untuk pengawal.
"Kursi
tersebut sangat aman terhadap ranjau sekaligus nyaman untuk presiden. Selain
itu, ada fasilitas audio visual. Juga, kulkas untuk kebutuhan seperti minuman
dingin. Kami juga memasang tangga hidrolis sehingga presiden bisa masuk dan
keluar dengan mudah," ungkapnya.
Dengan demikian,
presiden tinggal duduk, pengemudi tekan tombol, kursi akan bergerak ke posisi
yang paling nyaman di dalam panser.
Bukan hanya
kenyamanan, Pindad sangat memperhatikan fitur keamanan. Misalnya, kamera yang
diinstal pada depan dan belakang kendaraan. Kamera tersebut bisa melihat 360
derajat pemandangan di sekitar mobil baja. Pemandangan tersebut bisa dilihat
melalui layar di dalam ruang VVIP.
"Kamera ini
juga dilengkapi thermal imaging" (teknologi mengambil objek gambar
berdasar suhu). Karena itu, mereka bisa tetap melihat keadaan sekitar saat
lampu tak berfungsi dan keadaan gelap total," ungkapnya.
Ketika ditanya
kemungkinan produksi Anoa VVIP lagi "untuk kebutuhan ekspor,
misalnya" Sena menyatakan, pihaknya" belum memikirkan hal tersebut.
Sebab, Anoa VVIP adalah produk khusus yang dipesan Paspampres.
"Misalnya
untuk negara lain. Bisa saja. Tapi, setiap negara kan punya prosedur pengamanan
VVIP yang berbeda-beda. Kalau untuk swasta, kami belum bisa," ungkapnya.
Bagaimana dengan
biaya produksi? Soal dana, Sena mengatakan bahwa fitur yang ditambahkan tidak
secara signifikan menambah harga Anoa. Dia menyebutkan, harga satu unit Anoa
bisa mencapai sekitar Rp 8 miliar. Sampai saat ini produk tersebut telah
dirancang tujuh varian. Di antaranya, varian ambulans,"angkut personel
(APC),"komando,"logistik BBM, logistik munisi,"dan mortar
carrier.
"Ya tidak
berubah signifikan, kan yang diubah hanya interiornya. Pakemnya tetap sama.
Produk ini kan"dianggarkan dalam anggaran Paspampres yang dipesan melalui
Mabes TNI. Jadi, tidak langsung dibayar," ungkapnya. [JPNN]