Dua bocah kakak
adik itu berpose di atas panser Ferret bernomor 5652-01.Sang kakak memegangi
adiknya agar tak jatuh. Dua meter dari situ, ayah kedua bocah mengabadikan
momen ini dengan kamera ponsel.
PANSER yang
memperkuat Korps Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) ini turut disertakan
dalam pameran alutsista di Monas.Pameran ini untuk memeriahkan HUT TNI yang
ke-68.
Kendaraan ini untuk
dirancang untuk misi intai, pengawalan dan pemandu tempur tanpa kemampuan
amfibi.Diproduksi di pabrik Alvis Inggris tahun 1960-an, panser ini sudah
memperkuat TNI lebih dari setengah abad.
Hingga kini,
panser Ferret masih digunakan Kompi Intai Kavaleri Kostrad. "Ini pernah
dipakai Pak Harto saat peristiwa G30S tahun 1965," ungkap penjaga di
stan Kostrad.
Walaupun usianya
sudah lawas, panser yang dipersenjatai dengan senapan kaliber 7,62milimeter
(mm) ini cukup terawat. Cat loreng yang menutupi body kendaraan berbobot 3,7
ton ini tampak kinclong.
Kabarnya, TNI AD
masih memiliki 55 unit panser Ferret tipe MK1/2.Awalnya panser ini menggunakan
mesin Rolls Royce B60 6 silinder dengan bahan bakar bensin.Mesin itu telah
diganti dengan diesel.
Alutsista tua
lainnya yang dipamerkan yakni tank AMX-13 buatan Perancis tahun 1958. Termasuk
jenis tank ringan, AMX-13 sudah digunakan Korps Kavaleri TNI AD selama puluhan
tahun.
TNI AD juga
memiliki 275 unit AMX-13 versi kanon.Tank ini juga memiliki versi angkut
personel, versi artileri, jembatan dan anti serangan udara.
Pada 1980
Indonesia membeli 130 unit AMX-13 dengan meriam caliber 105 mm bekas Belanda.Beberapa
tahun kemudian, kembali membeli dari Belanda, 50 unit versi self-propelled gun.
Tank AMX-13
bernomor 5605-01 yang dipamerkan di Monas tampak terawat. Sama seperti panser
Ferret, tank ini juga sudah diretrofit dan ditingkatkan (upgrade).Mesin yang
semula berbahan bakar bensin diganti dengan diesel.Sehingga jarak tempuhnya
bisa lebih jauh dan lebih hemat BBM.
Suspensi tank
ini juga telah diganti sehingga lebih nyaman digunakan di berbagai medan.
Begitu juga kanon yang menjadi senjata utama sudah diganti lebih modern.
Tank tua lainnya
yang dipamerkan yakni Scorpion.Tank ini buatan tahun 1970-an. Kondisinya juga
terawat.
Rakyat Merdeka
tak menemukan tank jenis Leopard yang kini memperkuat TNI AD."Tank
leopard belum digeser ke lokasi sini. Belum ada," ujar penjaga stan.
Dua unit tank
buatan Jerman itu sudah dikirim pada akhir tahun. Rencananya, Indonesia akan
membeli 100 tank berat (main battle tank) dan 50 panser.
Alutsista tua
yang juga dipamerkan di sini adalah meriam gerak jenis MK-61 yang dibuat
Perancis tahun 1958.Kemudian meriam M-48 kaliber 76 mm buatan Yugoslavia tahun
1960-an. Kedua meriam tampak terawat. "Ini masih bagus," kata penjaga
stan tadi.
Bertepatan
dengan hari libur, kemarin pengunjung pameran alutsista di Monas tampak ramai.
Di lokasi pameran berdiri berbagai stan dari berbagai kesatuan TNI. Mereka pun
menampilkan peralatan tempur yang dimilikinya.
Stan dijaga
anggota TNI berseragam.Mereka dengan senang hati memberikan penjelasan kepada
pengunjung jika memang ditanyai terkait senjata atau pun kendaraan yang
dipamerkan.
Tidak hanya itu,
pengunjung juga bebas mengambil gambar, berpose di depan tank, panser, motor
prajurit, tenda. Bahkan, petugas juga bersedia berfoto bareng pengunjung.
"Sebagai
hiburan dan juga mengenalkan TNI kita. Lagi pula gratis kok," ujar seorang
ibu yang membawa anaknya hendak berfoto dengan seorang anggota TNI berpakaian
lengkap di depan tank. Pengunjung pameran juga bisa naik tank keliling
Monas.Tentunya, semuanya gratis.(JON), Sumber Koran: Rakyat Merdeka (07 Oktober
2013/Senin, Hal. 05)