Selasa, 10 September 2013

Cegah Teror, TNI Siapkan Pasukan Super Spesialis



Selasa, 10 September 2013 , 06:09:00


BOGOR -- Pasukan khusus dari 18 negara sedang berkumpul di Sentul, Bogor. Mereka mengikuti pelatihan bersama counter terrorism training  selama lima hari.

"Indonesia bangga menjadi tuan rumah pasukan pasukan terbaik di dunia," ujar Panglima TNI Jenderal Moeldoko saat membuka pelatihan bertajuk CTX " ADMM plus itu.

Moeldoko menjelaskan, pasukan elit kontra teror akan bersama-sama mencari strategi paling pas untuk mencegah terorisme. "Prinsip utama adalah mencegah sebelum terjadi. Ini butuh strategi yang akan difikirkan bersama," kata doktor di bidang ilmu pemerintahan Universitas Indonesia itu.

TNI Juga sedang menggagas sebuah badan baru bernama Komando Operasi Khusus TNI (Indonesian Special Operation Command). "Unit itu nanti merupakan wadah dari operasi gabungan yang akan melibatkan pasukan elit ketiga matra TNI," katanya.     

Secara struktur keorganisasian, komando operasi baru TNI ini nanti akan langsung berada di bawah panglima TNI. Untuk saat-saat awal, kajian internal TNI menyatakan TNI AD melalui Komando Pasukan Khusus TNI AD menjadi pucuk pimpinan.    

Sebenarnya, selain Korps Baret Merah itu, ada beberapa lagi pasukan khusus di lingkungan TNI yang berkemampuan intelijen, kontra intelijen, pertempuran trimatra (beraksi di laut, udara, dan darat), dan lain-lain.

Mereka adalah Detasemen Jalamangkara Korps Marinir TNI AL, Komando Pasukan Katak TNI AL, dan Detasemen B90 Bravo Korps Pasukan Khas TNI AU.    

Masih ada lagi  Batalion Intai Amfibi Korps Marinir TNI AL, yang fungsinya lebih mirip dengan US Marine Scouts pada Korps Marinir Amerika Serikat.     

Kekuatan, kemampuan, dan doktrin dari seluruh pasukan khusus TNI itulah yang akan disatukan di dalam Komando Operasi Khusus TNI tanpa menghilangkan identitas dan doktrin awal pasukan. Ada beberapa model organisasi dan pengerahan yang bisa diikuti.    

"Bentuk idealnya masih dirumuskan. Bisa dalam bentuk regu komando yang kecil namun unsurnya lengkap," katanya.      

Pasukan-pasukan khusus 10 negara ASEAN hadir ditambah mitranya dari Amerika Serikat, Selandia Baru, Jepang, Korea Selatan, India, Rusia, China, dan Australia. Latihan gabungan pasukan-pasukan elit 18 negara ini baru pertama kali dilaksanakan di dunia, hasil dari Pertemuan Menteri Pertahanan se-ASEAN di Hanoi, Viet Nahm, pada 2010.     

Moeldoko menjelaskan, aksi terorisme kini dilakukan secara mandiri dengan struktur organisasi linier, terpisah, dan tidak jelas. Duta Besar Amerika Serikat untuk ASEAN, David Carden juga hadir membuka acara itu. (rdl)