Jumat, 27 September 2013

Kemhan: Latihan militer sipil bukan untuk pasukan cadangan



Kamis, 26 September 2013 06:01:00


Selasa (24/9) lalu Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menutup Pendidikan dan Pelatihan bela negara PNS Kementerian Pertahanan di Markas Rindam Jaya, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Sebelumnya, para peserta diklat dilatih secara militer oleh TNI selama satu bulan.

Dalam diklat itu, dua minggu pertama peserta dilatih di hutan dan sisanya setelahnya di Markas Rindam Jaya. Saat penutupan kemarin, di hadapan pejabat Kementerian Pertahanan, peserta diklat mendemonstrasikan hasil latihannya seperti baris berbaris, bela diri, dan membongkar senjata.

Dalam acara silaturahmi wartawan di Kompleks Kemenhan pada Rabu (25/9), pihak Kemhan menyebut latihan itu hanya sebagai bentuk latihan biasa dan penanaman cinta tanah air dan bela negara. Menurut Kepala Komunikasi Publik Kemhan Brigjen TNI Sisriadi, diklat itu bukan mengarah pada Komponen Cadangan yang mengarah pada wajib militer.

"Itu hanya pelatihan biasa, di sana ada ditanamkan cinta tanah air dan bela negara. Itu diurus oleh Depo Pendidikan Bela Negara TNI. Diklat sering dilakukan, bahkan banyak perusahaan alat berat dan tambang yang menitipkan pesertanya untuk dilatih seperti itu," kata Sisriadi kepada wartawan di Kompleks Kemhan, Jalan Medan Merdeka Barat Jakarta Pusat pada Rabu (25/9).

Sisriadi menyakinkan bahwa latihan itu bukan pengarah atau persiapan pada Rancangan Undang-Undang Komando Cadangan yang belum disahkan saat ini. Meski begitu, menurut Sisriadi, tidak menutup kemungkinan peserta dari pelatihan itu dibutuhkan dalam kondisi negara dalam keadaan genting.

"Seperti di Aceh, banyak lulusan diklat itu diperbantukan untuk SAR atau kegiatan sosial saat Tsunami. Itu pun seleksinya ada, kalau tidak lulus saat dibutuhkan tidak akan dipakai," ujar Sisriadi lebih lanjut.

Sisriadi juga menuturkan, pendidikan diklat itu juga bukan hal yang baru. Dalam tubuh TNI hal itu dilakukan sejak lama atau sekitar tahun 1980-an. Dia menuturkan bagaimana, dulu saat awal program dari Depo Pendidikan Bela Negara itu juga pernah melatih para Calon camat dan kepala desa di beberapa wilayah di Indonesia. [hhw]