JAKARTA — Menjelang
rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi, kepolisian
dibantu Tentara Nasional Indonesia mulai kemarin mengamankan stasiun pengisian
bahan bakar umum (SPBU). "Kami juga mengamankan depo-depo BBM dan proses
distribusinya," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Markas Besar Polri
Komisaris Besar Agus Rianto kemarin.
Agus mengatakan penjagaan di pompa bensin bertujuan
mengantisipasi dampak kenaikan harga BBM, seperti aksi peaolakan kenaikan
harga, berebut antrean pengambilan bensin, dan upaya penimbunan bahan bakar.
Menurut Agus, sejak rencana kenaikan harga BBM
bersubsidi diwacanakan, polisi sudah menggelar operasi pengamanan penyesuaian
harga BBM yang disebut "Operasi Dian". "Kapolri juga sudah
mengarahkan semua kapolda agar menangani wilayah masing-masing." ucapnya.
Di Jawa Barat, Kepolisian Daerah Jawa Barat menjaga
676 SPBU dan 5 depo. "Setiap SPBU maksimal dijaga lima polisi dan satu
depo dijaga 25 personel,"ujar juru bicara Polda Jawa Barat, Komisaris
Besar Martinus Sitompul.
Berdasarkan pantauan Tempo, setiap SPBU di Kota
Depok dijaga oleh 5-10 polisi. Beberapa di antaranya menenteng senjata laras
panjang. Suasana di setiap SPBU masih normal dan belum ada antrean panjang.
Kepala Bagian Operasional Polres Kota Depok Komisaris Surtano menjelaskan,
keberadaan anggota bersenjata laras panjang itu untuk mencegah kejadian luar
biasa, seperti kriminalitas akibat gejolak kenaikan harga BBM.
Di Brebes, kepolisian setempat menerjunkan 300
personel untuk mengamankan SPBU di 17 kecamatan sejak Ahad lalu. Namun, menurut
pengawas SPBU Randusanga, Brebes, Ahmad Rodhi. pengamanan SPBU oleh polisi
belum diperlukan. "Sampai sekarang masih seperti hari biasa," kata
Ahmad. Di sejumlah SPBU jalur pantai utara Brebes-Tegal, belum terlihat antrean
panjang kendaraan. Di Jember, Jawa Timur, ada 33 pom bensin yang dijaga polisi.
(RUSMAN PARAQRUEQ | ERICK P. HARDI | ILHAM
TIRTA | DINDA LE0 LISTY | MAHBUB DJUNAiDY | ISTIQOMATUL), Sumber: Koran Tempo
(18 Juni 2013/Selasa, Hal. 03)