Jumat, 31 Mei 2013 20:23 WIB
SEMARANG - Seorang perwira di Batalyon Infanteri 400/Banteng
Raiders (BR), Semarang diduga terlibat penganiayaan yang menyebabkan
meninggalnya warga Maluku, Rido Hehanusa, 31.
Menurut sumber, salah satu teman korban mengenali
perwira menengah TNI itu saat terjadi keributan di tempat hiburan malan Liquid
Cafe, Jl Thamrin Square Semarang, Rabu (29/5/2013) malam.
"Perwira berpangkat kapten TNI itu benama E yang
menjemput Rido saat berada di E Plaza pada Kamis [30/5/2013] dini hari, setelah
keributan di Liquid Cafe," ujar sumber yang enggan disebut namanya, Jumat
(31/5/2013).
Sementara, anggota BR pelaku penganiayaan yang
menyebabkan meninggalnya Rido saat ini diperiksa di Detasemen Polisi Militer
(Denpom) I V/5 Semarang.
Komandan Denpom IV/5 Semarang, Letkol CPM Tri Wahyuningsih, juga menyatakan enam
anggota TNI itu diperiksaan sebagai saksi.
"Belum sebagai tersangka, masih sebagai
saksi," kata dia meralat pernyataan sebelumnya bahwa enam anggota TNI itu
telah ditetapkan sebagai tersangka.
Sementara, kesatuan Batalyon Infanteri 400/BR
mengirimkan karangan bunga ucapan duka cita meninggalnya Rido yang ditempatkan
di kamar jenazah RSUP dr Kariadi tempat jenazah korban berada.
Jenazah Rido direncanakan, Sabtu (1/6/2013) ini, akan
dibawa ke tanah kelahiran di Saparua, Masohi, Kabupaten Maluku Tengah untuk di
makamkan.
Dandim 0733 BS/Semarang, Letkol Inf, Dicky Armunantho
Mulkan, menyatakan akan membantu pemulangan jenazah Rido.
"Atas perintah Pangdam IV/Diponegoro supaya kami
membantu pemulangan jenazah Rido ke tempat asalnya," kata dia saat
menjenguk jenazah Rido di RSUP dr Kariadi, Jumat sore.