"KITA jangan alergi dengan ide bela
negara," kata Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono kepada Rakyat
Merdeka.
Seperti diketahui, Komisi I DPR sedang menggodok
Rancangan Undang-undang mengenai Komponen Cadangan (RUU Komcad) yang antara
lain mengatur mengenai mekanisme pelatihan militer untuk sipil.
Dalam pasal 8 ayat 3 disebutkan, Pegawai Negeri
Sipil, pekerja dan atau buruh yang telah memenuhi persyaratan wajib menjadi
anggota komponen cadangan.
Agus Suhartono selanjutnya mengatakan, membela
negara tidak hanya tanggung jawab TNI, tapi seluruh warga negara.
Berikut kutipan selengkapnya:
Apa semua warga negara wajib militer?
Bukan begitu juga.
Lalu
bagaimana?
Kalau kita memahaminya semua warga sipil wajib
militer, semua harus pakai senjata dan bertempur. Itu salah paham juga. Tidak
begitu pemahamannya.
Kita harus membacanya bahwa setiap warga negara
wajib bela negara. Kemudian dilanjutkan bagaimana memahami dan mengimplementasikan
wajib bela negara itu, tentu perlu diorganisasikan dan dilatih.
Kalau membacanya sebagai upaya melatih bela negara
warga negara, maka konflik kepentingan tidak akan ada.
Yang wajib
militer umur berapa?
Sekali lagi saya tekankan, saya tidak bicara dalam
pemahaman wajib militer atau tidak. Tapi saya tekankan semua warga negara wajib
bela negara. Artinya, setiap warga negara wajib untuk melaksanakan itu.
Tapi pertanyaannya bagaimana warga negara bisa
melakukannya kalau tidak dilatih dan diorganisir. Karena bela negara kan tidak
harus angkat senjata. Nanti dokter kan bisa ikut di bagian medis. Wartawan pun
begitu, sesuai dengan kompetensinya.
Mengapa bela
negara itu penting?
Indonesia kan menganut sistem pertahanan semesta
yang mewajibkan seluruh negara berperan dalam bela negara. Karena itu,
diperlukan latihan wajib bela negara yang saat ini undang-undangnya sedang
digodok di DPR agar warga negara lebih terorganisir dan mengerti bagaimana
menjalankannya.
Saya menginginkan setiap warga negara ikut dalam
wajib bela negara, termasuk dari kalangan artis yang selama ini diisukan tidak
akan masuk dalam komponen cadangan. Maka artis bisa ikut juga.
Jangan terlalu alergi juga bahwa komponen cadangan
ini harus dipersenjatai atau dilatih layaknya tentara. Tapi dilatih jiwa bela
negaranya, itu yang terpenting.
Apa saja
kira-kira yang akan dilatih?
Tentu utamanya dilatih memahami empat pilar
berbangsa dan bernegara, itu dasar sekali, yakni Pancasila, UUD 1945,
BhinekaTunggal Ika, dan NKRI.
Sama seperti
yang diajarkan di TNI?
Ya. Di TNI, baik darat, laut, dan udara dengan
Sapta Marga, Sumpah Prajurit adalah wajib TNI. Di dalamnya mengikuti dan
memahami empat pilar berbangsa dan bernegara. Tinggal bagaimana kita mendorong
agar semua bisa diimplementasikan secara baik di lapangan.
Itu juga
yang akan diterapkan ke musyarakat sipil?
Ya. Saya harapkan seluruh masyarakat memahami empat
pilar ini. Kemudian menginternalisasi dalam diri kita masing-masing. Setelah
itu diimplementasikan secara bersama-sama.
Anda nampaknya
sepaham dengan Taufiq Kiemas?
Ya. Saya sangat terkesan dengan gagasan beliau
mengenai empat pilar berbangsa dan bernegara. Itu yang harus dikembangkan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Agar kehidupan kita lebih tenang, aman, saling
menghargai dan saling menghormati, sehingga stabilitas keamanan bisa terjaga
terus. Pada akhirnya kesejahteraan masyarakat bisa lebih baik.
Apa yang dikembangkan beliau sebagai seorang
negarawan perlu terus kita lanjutkan dan kembangkan. Dengan demikian dalam kehidupan
toleransi beragama, suku, bisa tenis terjaga. (edy), Sumber Koran: Rakyat Merdeka (19 Juni 2013/Rabu, Hal. 02)