Selasa, 4
Juni 2013 07:49 WIB
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Kapendam
IV/Diponegoro Kolonel Inf Widodo Raharjo mengatakan, berdasarkan hasil
penyelidikan sementara, tewasnya warga sipil asal Saparua Ambon, Rido Hehanusa
(33) oleh oknum TNI akibat salah paham. Meski begitu, ia tidak menjelaskan
secara detail kronologi kejadian.
"Ya, akibat salah paham dan terlalu
emosi," ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (3/6/2013)
malam.la mengatakan, pihaknya masih terus melakukan pendalaman atas kasus ini.
Hingga saat ini pelaku mengarah pada enam orang tersangka anggota TNI dari
Batalyon Infanteri 400/Raider Kodam IV Diponegoro. Widodo mengatakan jika
memang terbukti melanggar hukum, anggota TNI itu akan ditindak tegas.
Pihaknya memastikan proses hukum pada para
tersangka akan dilakukan secara transparan. "Akan transparan sekali, dan
nanti persidangan juga akan terbuka silakan dikawal," jelasnya.
Berdasarkan informasi, keributan yang melibatkan
anggota TNI dan korban beserta rekannya terjadi di Liquid Cafe Rabu (29/5/2013)
malam. Korban dan rekannya tidak mau membeli tiket sehingga tidak diperbolehkan
masuk sekuriti setempat. Penolakan ini membuat korban dan rekannya emosi,
mereka kemudian pergi.Namun entah karena apa, mereka kemudian terlibat
pertikaian dengan sejumlah orang yang diduga oknum TNI. Saat keributan, korban
dan satu rekannya sudah pergi. Oknum TNI itu kemudian mencari keberadaan korban
dan ditemukan di tempat hiburan malam E Plaza pada Kamis (30/5/2013) dini hari.
Korban kemudian dibawa menggunakan taksi dan diketahui sudah tewas pada Kamis
malam.
Sebelumnya, korban dilaporkan diculik oknum TNI
tersebut. Pada Kamis malam sekitar pukul 23.00 WIB, jenazah korban tiba di
kamar mayat RSUP Dr Kariadi Semarang untuk diotopsi. Kondisi tubuh korban
diketahui penuh luka dan wajahnya hancur. Jenazah korban kemudian dibawa ke
kampung halaman, Sabtu (1/6/2013). Sejumlah rekan korban yang terlibat
keributan dan mengalami pemukulan juga sudah melapor ke Denpom IV/5 Diponegoro
Semarang.