Selasa, 04 Juni 2013

Enam anggota TNI jadi tersangka bentrokan di Liquid Cafe Semarang


Editor: Mohammad Ridwan
Jumat, 31 Mei 2013 23:57 WIB ,
LENSAINDONESIA.COM: Buntut insiden bentrok di depan Liquid Cafe di Jalan Thamrin Square Semarang, Rabu malam (29/05/2013) kemarin, sebanyak 6 anggota TNI dari kesatuan Batalyon Infanteri 400/Banteng Raiders (BR), Srondol Semarang, ditetapkan tersangka.

Diduga, keenam anggota TNI tersebut terlibat dalam aksi penganiayaan hingga menyebabkan seorang warga sipil bernama Rido Hehanusa (32), warga Ambon tewas dengan luka parah.

Akibatnya, Rido yang tinggal di Perumahan Beringin Blok D19 Semarang itu ditemukan tewas dengan luka di sekujur tubuhnya, Kamis (30/05/2013).

"Ada enam orang (anggota TNI-red) yang sudah diperiksa dan ditetapkan menjadi tersangka," kata Komandan Denpom IV/5 Diponegoro Letkol CPM (K) Tri Wahyuningsih saat dikonfirmasi wartawan melalui via telepon, Jum'at (31/05/2013) siang.

Tri Wahyuningsih juga membenarkan, keenam oknum TNI tersebut berasal dari kesatuan Batalyon Infanteri 400/Banteng Raiders (BR), Srondol Semarang. Kendati demikian, ia enggan membeberkan identitas keenam tersangka. "Untuk selanjutnya, kami akan menyerahkan kepada Kapendam (Kepala Penerangan Kodam IV/Diponegoro)," katanya.

Kapendam IV/Diponegoro, Kol Inf Widodo Rahardjo saat dihubungi wartawan juga belum berkenan menyebutkan identitas dan pangkat para tersangka. "Kami masih melakukan penyidikan, terkait siapa saja yang terlibat pemukulan. Tunggu saja nanti hasil penyidikan," ujarnya.

Tidak Mau Bayar Tiket
Informasi yang dihimpun dari sejumlah saksi. Sesaat sebelum bentrokan, Rido bersama lima pemuda asal Ambon mendatangi klub malam Liquid di Jalan Thamrin Semarang, Rabu (29/05/2013) malam.

Enam pemuda Ambon ini tidak mau membayar tiket. Sehingga tidak diperbolehkan masuk oleh petugas keamanan Liquid.

Terjadilah cek-cok mulut. Para pemuda Ambon itu marah-marah sambil teriak-teriak. Namun hal itu akhirnya bisa diredam dan para pemuda Ambon itu memilih meninggalkan lokasi.

Namun baru beberapa langkah di depan Liquid Cafe, tiba-tiba datanglah kelompok pria berbadan kekar, diperkirakan berjumlah 6 orang. Dua di antaranya mengenakan seragam dinas TNI AD. Enam orang yang diduga anggota TNI itu langsung 'mengeksekusi' para pemuda Ambon. Terjadilah bentrok hingga terjadi baku hantam.

Ada empat pemuda Ambon mengaku dihajar oleh kelompok TNI itu. Keempat pemuda Ambon, yakni Oktaf, Agus, Zulfikar, dan Is. Sedangkan dua pemuda Ambon lainnya, yakni Rido dan Feri berhasil lolos dan menuju ke E-Plaza Simpang Lima Semarang.

Tidak berhenti di situ, kelompok TNI itu ternyata mengejarnya hingga ke E-Plaza. Di E-Plaza, Rido dan Feri didatangi dan dicokok oleh sekelompok TNI itu. Namun entah kenapa, kelompok TNI itu hanya membawa Rido, sedangkan Feri tidak dibawa. Rido diseret dan dibawa keluar.

Menurut kesaksian Feri, setelah diseret kemudian Rido dimasukkan ke dalam sebuah taksi. Feri sendiri mengaku tidak mengetahui Rido hendak dibawa ke mana. Namun dia menduga, Rido dibawa menuju markas Yonif 400/Raiders Srondol, Banyumanik.

Feri sendiri mengaku mengenal salah satu orang kelompok TNI itu berinisial EK, seorang anggota TNI-Yonif 400/Raiders Srondol Semarang, berpangkat Kapten. Rido sempat "hilang" misterius, akibat diculik oknum TNI tersebut.

Atas hilangnya Rido, pihak rekan-rekan pemuda Ambon kemudian melaporkan kejadian tersebut di kantor Detasemen Polisi Militer (Denpom) IV/5 Diponegoro, sekitar pukul 20.00. Pihak Denpom tampaknya bergegas melakukan penyelidikan.

Selang beberapa jam, Kamis (30/5) sekitar pukul 23.00, Rido ditemukan telah jadi mayat. Anehnya, hingga petang kemarin, tidak ada yang mengetahui di mana mayat Rido ditemukan pertama kali. Mayat Rido diantarkan menggunakan mobil ambulans Kesdam IV/DIP Rumah Sakit Tentara Bhakti Wira Tamtama menuju kamar mayat RSUP Dr Kariadi Semarang.

Pengiriman mayat tersebut dikawal ketat oleh puluhan anggota TNI dan Detasemen Polisi Militer (Denpom) 5/IV Diponegoro, Semarang. Termasuk Komandan Denpom IV/5 Diponegoro Letkol CPM (K) Tri Wahyuningsih pun turut mengantarkan jenazah yang sekujur tubuhnya hancur, memar, gosong, bekas dihajar itu. Ada dugaan, Rido "dieksekusi" hingga tewas di sebuah markas TNI hingga kondisi tubuhnya hancur mengenaskan.

Hingga Jumat (31/5) sore, jenazah Rido masih berada di kamar jenazah Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Kariadi Semarang. @nursholihin