Rabu, 11 September 2013, 17:43 WIB, REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- TNI Angkatan Darat menyatakan siap membantu aparat kepolisian dalam mengungkap dan memburu pelaku penembakan anggota Provost Mabes Polri Bripka Sukardi, di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi pada Selasa (10/9) malam.
"Kita siap dengan segala bentuk bantuan yang diminta oleh kepolisian," kata Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Budiman, usai diangkat menjadi warga kehormatan Kopassus di Makopassus Jakarta Timur, Rabu.
Menurut dia, bentuk bantuan yang bisa diberikan oleh TNI AD berupa informasi (soft power) atau pengerahan pasukan (hard power). Keterlibatan pasukannyaa dalam pengungkapan dan pengejaran para pelaku baru dapat dilakukan bila polisi membutuhkan.
"Itu tergantung dari keputusan hukum dari kepolisian (yang meminta bantuan)," ujarnya.
Menko Polhukam Djoko Suyanto sebelumnya menyatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Kapolri Jenderal Timur Pradopo untuk mengejar pelaku penembakan Bripka Sukardi pada Selasa (10/9) malam.
"Saya sudah berkoordinasi dengan Pak Kapolri untuk mengejar pelaku sampai ketemu agar bisa diadili sesuai hukum yang berlaku di negeri ini," kata Djoko di Jakarta, Rabu.
Pihaknya mengecam terjadinya peristiwa yang telah membuat aparat polisi yang tidak bersalah terenggut nyawanya tersebut. "Apapun motifnya, sangat tidak dibenarkan, apalagi melukai, bahkan sampai membunuh orang yang tidak bersalah," ujarnya.
Djoko juga meminta aparat kepolisian untuk meningkatkan kewaspadaan dalam pelaksanaan tugas sebagai upaya mengantisipasi berulangnya peristiwa serupa di kemudian hari.
Sementara pihak kepolisian saat ini masih berupaya merumuskan sketsa wajah pelaku penembakan yang dihimpun berdasarkan keterangan saksi mata dan "CCTV".
Kepolisian juga masih menyelidiki hilangnya senjata api yang dibawa almarhum Sukardi. "Informasi dari satgas, yang bersangkutan membawa senpi, sehingga tidak adanya senpi di 'holster' di pinggang yang bersangkutan akan diupayakan diselidiki," ucap Kadivhumas Mabes Polri Irjen Pol Ronny F. Sompie. Menurut dia, pelaku penembakan diduga merupakan orang yang terlatih menggunakan senpi. Hal ini berdasarkan fakta bahwa seluruh penembakan dilakukan dari arah depan.
"Semua penembakan dari arah depan. Pelaku terbiasa menggunakan senjata itu dari arah penembakan mengenai tubuh korban dan langsung mematikan," ungkapnya.
Sebelumnya, seorang anggota Provost Bripka Sukardi ditembak orang tak dikenal saat mengendarai motor Honda Revo warna merah bernopol B-6671-TXL saat melintasi jalur di depan KPK pada Selasa (10/9) malam. Almarhum meninggalkan seorang istri bernama Tirta Sari (44) serta tiga orang anak yakni Dita Kardina Putri (19), Devi Novita (16) dan M. Adi Wibowo (8).