Selasa, 04 Juni 2013

Setelah Tujuh Tahun Tinggal di Gubuk, Paih Kini Miliki Rumah Petak


Tujuh tahun Paih (60) tinggal di rumah gubuk di pinggir saluran irigasi di wilayah RW 05, Kampung Banjaran, Puncung, Cilangkap, Depok. Bahkan gubuknya dulu juga pernah hancur diterjang puting beliung pada tahun 2005.

Selama tinggal di gubuk, Paih bersama istri dan tujuh anaknya tidur berhimpitan.

Akan tetapi, kini Paih memiliki rumah petak dengan empat pintu yang dibangun oleh TNI dalam kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD).

Tahun 2005 rumah saya hancur diterjang puting beliung. Waktu kejadian anak saya sedang tidur. Terus kami diper­bolehkan membangun gubuk di lahan Pak Toto di pinggir kali. Katanya bila bangun permanen nanti bisa dibongkar. Enggak punya uang juga, makanya bikin gubuk," ujarnya. Senin (3/6).

Paih mengatakan, Pak Toto kemudian menyuruhnya untuk mengelola pemancing­an. Dari pemancingan tersebut ia dapat penghasilan Rp 400.000 sebulan. Karena tidak cukup, ia pun menanam singkong dan kemudian dijual.

"Rp 400.000 buat makan istri dan tujuh anak. Yah... untuk sekolah anak saya jualan singkong dan nambahin dapur. Satu kilogram Rp 400. Jual singkong delapan kilogram hanya cukup buat beli seliter beras. Mau gimana lagi. Memang hidupnya dari macul" tutur Paih yang tidak bisa membaca dan menulis itu.

Paih pun mengucapkan terima kasih kepada TNI yang telah membangunkan rumahnya menjadi layak huni. Paih kini tinggal bersama istri dan empat anaknya yang masih hidup bersama.

Komandan Kodim 0506 Kota Depok Letnan Kolonel Muhammad Zamroni menyatakan bahwa pengerjaan rumah Paih itu dimulai dari membangun fondasi ceker ayam, mendirikan tembok, memasang atap rumah, kusen pintu dan jendela, MCK, serta pengecatan.

"Kami mendapatkan informasi rumah Pak Paih dari Pak Lurah dan Pak Camat. Lalu kami kerjakan," kata Zamroni.

Tirsan (56) warga RT 01/05, Banjaran Pucung, Cilangkap, Tapos, juga mengucap­kan terima kasihnya atas pembangunan ru­mahnya oleh TNI. "Rumah saya lantai dari plester kini dikeramik. Atap rumah saya juga diganti, serta kusen pintu dan jendela. Kerjaan saya buruh serabutan. Saya tinggal bersama anak dan mantu," ujarnya.

Berhenti merokok
Paih yang disambangi Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail memang terlihat ceria. Nur Mahmudi pun kemudian meminta agar Paih tidak merokok.

Paih pun spontan menyatakan berhenti merokok di depan Wali Kota Depok sambil meremas rokoknya hingga hancur.

"Jika Pak Paih benar berhenti merokok maka anaknya yang masih SD akan dimasukan ke SMP negeri. Begitu juga anaknya yang SMP akan dimasukan ke SMA negeri. Biaya iklan rokok itu lebih kecil dibanding biaya pengobatan orang sakit karena merokok," kata Nur Mahmudi.

Tirsan juga berjanji dan bertekad tidak akan merokok saat di hadapan Wali Kota Depok.

Sambil meremas rokok disaksikan Dandim 0506 Kota Depok dan Ketua Peng­adilan Negeri Depok. Prim Haryadi. Tirsan menyatakan tidak akan merokok lagi.

"Iya pelan-pelan saya tidak akan merokok lagi," ujar Tirsan sambil berlinang air mata, haru (dod), Sumber Koran: Warta Kota (04 Juni 2013/Selasa, Hal. 09)