Tujuh tahun Paih (60) tinggal di rumah gubuk
di pinggir saluran irigasi di wilayah RW 05, Kampung Banjaran, Puncung,
Cilangkap, Depok. Bahkan gubuknya dulu juga pernah hancur diterjang puting
beliung pada tahun 2005.
Selama
tinggal di gubuk, Paih bersama istri dan tujuh anaknya tidur berhimpitan.
Akan
tetapi, kini Paih memiliki rumah petak dengan empat pintu yang dibangun oleh
TNI dalam kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD).
Tahun
2005 rumah saya hancur diterjang puting beliung. Waktu kejadian anak saya
sedang tidur. Terus kami diperbolehkan membangun gubuk di lahan Pak Toto di
pinggir kali. Katanya bila bangun permanen nanti bisa dibongkar. Enggak punya
uang juga, makanya bikin gubuk," ujarnya. Senin (3/6).
Paih
mengatakan, Pak Toto kemudian menyuruhnya untuk mengelola pemancingan. Dari
pemancingan tersebut ia dapat penghasilan Rp 400.000 sebulan. Karena tidak
cukup, ia pun menanam singkong dan kemudian dijual.
"Rp
400.000 buat makan istri dan tujuh anak. Yah... untuk sekolah anak saya jualan
singkong dan nambahin
dapur. Satu kilogram Rp 400. Jual singkong delapan kilogram hanya cukup
buat beli seliter beras. Mau gimana lagi. Memang hidupnya dari macul" tutur Paih yang tidak bisa membaca dan menulis itu.
Paih
pun mengucapkan terima kasih kepada TNI yang telah membangunkan rumahnya menjadi layak huni. Paih kini
tinggal bersama istri dan empat anaknya yang masih hidup bersama.
Komandan
Kodim 0506 Kota Depok Letnan Kolonel Muhammad Zamroni menyatakan bahwa
pengerjaan rumah Paih itu dimulai dari membangun fondasi ceker ayam, mendirikan
tembok, memasang atap rumah, kusen pintu dan jendela, MCK, serta pengecatan.
"Kami
mendapatkan informasi rumah Pak Paih dari Pak Lurah dan Pak Camat. Lalu kami
kerjakan," kata Zamroni.
Tirsan
(56) warga RT 01/05, Banjaran Pucung, Cilangkap, Tapos, juga mengucapkan
terima kasihnya atas pembangunan rumahnya oleh TNI. "Rumah saya lantai
dari plester kini dikeramik. Atap rumah saya juga diganti, serta kusen pintu
dan jendela. Kerjaan saya buruh serabutan. Saya tinggal bersama anak dan
mantu," ujarnya.
Berhenti
merokok
Paih
yang disambangi Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail memang terlihat ceria. Nur
Mahmudi pun kemudian meminta agar Paih tidak merokok.
Paih
pun spontan menyatakan berhenti merokok di depan Wali Kota Depok sambil meremas
rokoknya hingga hancur.
"Jika
Pak Paih benar berhenti merokok maka anaknya yang masih SD akan dimasukan ke
SMP negeri. Begitu juga anaknya yang SMP akan dimasukan ke SMA negeri. Biaya
iklan rokok itu lebih kecil dibanding biaya pengobatan orang sakit karena
merokok," kata Nur Mahmudi.
Tirsan
juga berjanji dan bertekad tidak akan merokok saat di hadapan Wali Kota Depok.
Sambil
meremas rokok disaksikan Dandim 0506 Kota Depok dan Ketua Pengadilan Negeri
Depok. Prim Haryadi. Tirsan menyatakan tidak akan merokok lagi.
"Iya pelan-pelan saya tidak akan merokok
lagi," ujar Tirsan sambil berlinang air mata, haru (dod), Sumber
Koran: Warta Kota (04 Juni 2013/Selasa, Hal. 09)