Jumat, 7
Juni 2013 12:57 WIB
TRIBUNNEWS.COM
MEDAN - Panglima TNI Laksamana
Agus Suhartono menekankan, wajib bela negara idealnya dijalankan sesuai
dengan kompetensi yang dimiliki warga negara.
"Bela negara tidak harus angkat senjata. Nanti
dokter kan bisa ikut di bagian medis. Wartawan pun begitu (sesuai dengan
kompetensi)," katanya usai membuka Latihan Gabungan Bersama
Malaysia-Indonesia Darat Samudera Angkasa 8AB/2013 di Lapangan Udara Soewondo,
Medan, Jumat (7/6/2013).
Menurut Suhartono, Indonesia menganut sistem
pertahanan semesta yang mewajibkan seluruh negara berperan dalam bela negara.
Karena itu diperlukan latihan wajib bela negara
yang saat ini undang-undangnya sedang digodok di DPR agar warga negara lebih
terorganisir dan mengerti bagaimana menjalankannya.
Panglima menginginkan setiap warga negara ikut
dalam wajib bela negara, termasuk dari kalangan artis yang selama ini diisukan
tidak akan masuk dalam komponen cadangan.
"Artis ikut juga. Kita kan perlu
hiburan," katanya.
Panglima membuka Latihan Gabungan bersama Panglima
Angkatan Tentera Malaysia (ATM) Jeneral Tan Sri Dato Sri Zulkifli Bin Mohd Zin
yang memimpin 293 pasukan elit Malaysia. Adapun materi latihan yang akan
berlangsung mulai 7 Juni sampai dengan 12 Juni adalah penanggulangan terorisme.
"Saya melihat persiapannya sudah mantap. Kami
juga telah mempersiapkannya cukup lama, sekitar 3 tahun," katanya.
Panglima ATM mengucapkan selamat kepada TNI atas
keberhasilannya menyiapakan latihan dan berharap Latihan Gabungan Bersama
Malindo tiga tahun berikutnya akan lebih baik.
Latihan bersama angkatan bersenjata
Malaysia-Indonesia telah dilakukan delapan kali dan awalnya merupakan ajang
empat tahunan. (ton/tribun-medan.com)