"Butuh dukungan parlemen karena program ini
pasti akan melalui lintas parlemen. Dibutuhkan payung hukum agar menjadi
proyek nasional," ujar Purnomo usai memimpin Sidang ke-9 Komite Kebijakan
Industri Pertahanan (KKIP) di Kantor Kemhan, Jakarta, Selasa (11/2).
Sidang ke-9 KKIP, dihadiri Wamenhan merangkap
Sekretaris KKIP Sjafrie Sjamsuddin, Sekretaris Menristek, Dirjen Industri
Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kemenperin, Deputi II Kementerian BUMN,
Kasum TNI dan Asrena Kapolri.
KKIP juga telah menghasilkan UU No. 16/2012 tentang
Industri Pertahanan yang telah disahkan DPR.
Pembangunan infrastruktur kapal selam di PT PAL
Surabaya. Sementara, IFX akan dibangun di PT Dirgantara Indonesia (DI) Bandung.
Paling lambat, diharapkan Menhan, dua hingga tiga tahun ke depan Indonesia
sudah memiliki infrastrukturnya.
Dalam sidang ke-9 KKIP juga dibeberkan tentang ketertarikan
Vietnam, Filipina, Thailand, Myanmar dan Malaysia untuk membeli CN-295, pesawat
angkut produksi PT Dirgantara Indonesia. Sementara, Brunei menyatakan
ketertarikan, namun meminta Indonesia agar melakukan 'demo flight'.
Sjafrie mengatakan ketertarikan lima negara untuk
membeli CN-295 karena ini pesawat ini bisa digunakan bantuan sosial, selain
untuk kegiatan militer. "Pesawat jenis angkut ini bisa mendarat di atas
rumput dan bisa mengangkut sekitar 50 orang penerjun," kata Sjafrie memaparkan
hasil 'road show' promosi CN-295 di enam negara di kawasan ASEAN.
Secara terpisah, anggota Komisi I DPR Husnan Bey
Fananie meminta industri pertahanan dalam negeri terus menciptakan produksi
sesuai dengan kebutuhan masa datang. Hasil karya yang dihasilkan bisa memenuhi
kriteria yang dibutuhkan negara-negara peminat.
Di sisi lain, kata dia, Inhan dalam negeri tetap
menjalin kerjasama dengan negara lain yang memiliki industri pertahanan.
Nantinya diharapkan dapat memberi masukan dalam pemantapan bagi pengelolaan
industri pertahanan dalam negeri, guna menghasilkan alutsista yang modern untuk
TNI dan menggunakan standar teknologi alutsista yang umum digunakan oleh negara
maju saat ini.
"Kerja sama itu dimaksudkan untuk mendapat
gambaran dan penjelasan mengenai jenis-jenis alutsista unggulan yang mereka
produksi," ujar dia.
Kecelakaan
Di tempat terpisah, sebuah pesawat helikopter
latih milik Penerbangan TNI Angkatan Darat (Penerbad) jatuh di kompleks
Pangkalan Udara Utama TNI AD (Lanumad) Ahmad Yani, Semarang, Selasa (11/6)
sekitar pukul 08.30 WIB.
Helikopter jenis Huges 300 C ini diduga mengalami
permasalahan mesin selepas melaksanakan training siswa. Tidak ada korban jiwa
dalam musibah tersebut, namun pesawat buatan Sikor-sky Air Craft Corp mengalami
kerusakan parah.
Berdasarkan keterangan yang disampaikan Kasi Pam
Lanumad Ahmad Yani Semarang, Mayor Tony Syafrudin, seorang siswa dan seorang
instruktur penerbang yang tidak disebutkan namanya, hanya mengalami luka-luka
ringan. Saat musibah terjadi, pesawat telah selesai melaksanakan terbang
selama kurang lebih 30 menit dan akan kembali ke hanggar.
Namun saat berada di area taxiway charlie (penghubung
runway dengan apron) diduga pesawat mengalami loscpower sehingga terjatuh.
"Penyebab pasti kecelakaan masih dalam penyelidikan," katanya.
Mayor Toni Syafrudin menambahkan, heli dalam
kondisi rusak dan tidak bisa diterbangkan kembali. Peristiwa nahas itu terjadi
sebelum hujan. Ketika itu heli sudah turun ke runway mau menjemput siswa
latihan berikutnya, akan tetapi tiba-tiba saja terjatuh.
Sementara itu, pasca jatuhnya heli latih Huges 300c
di Lanumad Ahmad Yani Semarang, penerbangan komersial di Bandara Internasional
Ahmad Yani tetap berjalan normal. (Feber
S/Pudyo Saptono), Sumber Koran: Suara Karya (12 Juni 2013/Rabu, Hal. 04)