MEDAN-Acara
penutupan latihan gabungan bersama Malaysia-Indonesia (Latgabma Malindo)
Darsasa-8AB/2013 di lapangan Benteng, Rabu (12/6), diakhiri dengan insiden 30
orang penerjun payung dari TNI dan Angkatan Tentera Malaysia (ATM) nyasar saat
mendarat.
Sesuai agenda terjun payung merupakan rangkaian
petutup acara, kini menjadi peristiwa yang sempat membuat gusar panglima TNI
dan panglima ATM yang hadir menyaksikan langsung penutupan kegiatan yang
bertema Combined Joint Task Force-Counter
Terrorism (CJTF-CT) itu. Begitu mendengar informasi itu, kedua panglima
tersebut masuk ke markas Kodim 0201/BS, Medan.
Insiden itu bermula dari aksi demo terjun payung
yang dilakukan pasukan gabungan TNI dan ATM. Dalam demo tersebut, ada 2 unit
helikopter diterbangkan untuk membawa 10 orang penerjun payung dari TNI dan 20
orang penerjun payung dari ATM. Sesuai sasarannya, pendaratan di tengah
Lapangan Benteng.
"Rencanannya, penerjun dari pihak TNI sudah
bersiap mengibarkan bendera Indonesia. Bagitu juga dengan penerjun dari
Malaysia sudah bersiap mengibarkan bendera Malaysia. Sementara seorang penerjun,
sudah dipersiapkan untuk mengibarkan bendera Latgabma Malindo Dasarasasa-8
AB/2013, sebelum mendarat," ungkap Dansatgas Puspen TNI, Letkol Solih saat
dihubungi Wartawan via telepon.
Tapi, baru sekitar setengah perjalanan penerjunan,
angin di sekitar Lapangan Benteng bertiup cukup kencang. Para penerjun yang
sudah berada di udara, tampak mulai kesulitan mengendalikan arah untuk menuju
tempat pendaratan yang sudah disiapkan. Bahkan, pertanda tidak sempurnanya pendaratan
itu sudah dirasakan oleh para penonton yang hadir di Lapangan Benteng, termasuk
personil TNI dan ATM yang hadir.
Seketika, tampak sejumlah personil TNI, bergerak
untuk melakukan anstisipasi. Bahkan, tampak mereka langsung melakukan
kordinasi dengan pihak Koramil dan Polsek yang ada di kota Medan.
Sementara Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono
dan Panglima ATM, Jeneral Tan Sri Dato Sri Zulkifeli Bin Mohd Zin, tampak
beranjak dari tempat duduknya dan menuju markas Kodim yang berada tepat di
seberang lapangan Benteng.
"Sebenarnya saya tidak berwajib memberi
jawaban. Namun, memang ada anggota ATM yang ikut dalam terjun payung itu
sebanyak 20 orang. Kalau sebab, karena angin kencang, " ungkap Pejabat
Pusat Penerangan ATM, Mayor Sahhidan saat ditemui di Lapangan Benteng. Sekitar
1 jam dari kejadian, satu per satu anggota penerjun payung yang gagal mendarat
di tengah lapangan Benteng itu, tiba di lapangan Benteng. Mereka yang coba
diwawancarai, mengaku mendarat di stasiun kereta api, di tengah-tengah pemukiman,
di atas gedung besar dan di lahan kosong dekat pemukiman. Namun, saat ditanya
lebih jauh, mereka hanya mengatakan kalau kejadian itu terjadi karena mereka
terkendala dengan kencangnya angin yang berhembus saat mereka hendak melakukan
pendaratan.
"Saya mendarat di kampung. Saya tidak tahu
namanya karena saya dijemput. Itu saja lah ya," ujar seorang anggota ATM
yang diketahui bernama Kopral Nur.
Sementara itu, saat Sumut Pos (INDOPOS Group)
mendatangi salah satu daerah tempat sejumlah penerjun mendarat darurat di
perumahan Asia Mega Mas blok P, diketahui kalau mereka dijemput oleh Polisi dan
kemudian dibawa pergi dengan mengendarai sebuah angkutan umum. Namun, warga di
sekitar lokasi pendaratan darurat itu, mengaku tidak tahu siapa para penerjun
itu.
"Begitu mereka mendarat, langsung digulung
mereka parasut itu lalu mereka pergi. Kalau yang cidera, menurut saya tidak ada
karena tampak semuanya berjalan sehat," ungkap Yudha Yuniaro Zai saat
ditemui di komplek Asia Mega Mas.
Dansatgas Puspen TNI, Letkol Solih yang
dikonfirmasi, membenarkan kejadian itu. Namun, dia tidak berkomentar banyak.
Disebutnya, kencangnya hembusan angin saat penerjunan itu berlangsung,
menjadi penyebab penerjun tidak dapat mendarat sempurna.
Saat disinggung soal kawasan yang menjadi tempat
pendaratan darurat bagi para penerjun, disebut Solih kalau penerjun mendarat
darurat di kawasan Jalan Gaharu, Gedung Hotel Madani Jalan Sisingamangara Raja.
Gedung Hotel Grand Angkasa Jalan Perintis Kemerdekaan, di depan Plaza Medan
Mall, Perumahan Asia Mega Mas, rel kereta api di stasiun kereta api dan
perkampungan di kawasan Bandar Selamat. (mag-10/jpnn),
Sumber Koran: Indo Pos (13 Juni 2013/Kamis, Hal. 05)