Kamis, 13 Juni 2013

30 Penerjun Payung Nyasar


MEDAN-Acara penutupan latihan ga­bungan bersama Malaysia-Indonesia (Latgabma Malindo) Darsasa-8AB/2013 di lapangan Benteng, Rabu (12/6), diakhiri dengan insiden 30 orang penerjun payung dari TNI dan Angkatan Tentera Malaysia (ATM) nyasar saat mendarat.

Sesuai agenda terjun payung merupakan rangkaian petutup acara, kini menjadi peris­tiwa yang sempat membuat gusar panglima TNI dan panglima ATM yang hadir menyak­sikan langsung penutupan kegiatan yang bertema Combined Joint Task Force-Counter Terrorism (CJTF-CT) itu. Begitu mendengar informasi itu, kedua panglima tersebut masuk ke markas Kodim 0201/BS, Medan.

Insiden itu bermula dari aksi demo terjun payung yang dilakukan pasukan gabungan TNI dan ATM. Dalam demo tersebut, ada 2 unit helikopter diterbangkan untuk membawa 10 orang penerjun payung dari TNI dan 20 orang penerjun payung dari ATM. Sesuai sasarannya, pendaratan di tengah Lapangan Benteng.

"Rencanannya, penerjun dari pihak TNI sudah bersiap mengibarkan bendera Indonesia. Bagitu juga dengan penerjun dari Malaysia sudah bersiap mengibarkan bendera Malaysia. Sementara seorang pe­nerjun, sudah dipersiapkan untuk mengi­barkan bendera Latgabma Malindo Dasarasasa-8 AB/2013, sebelum mendarat," ungkap Dansatgas Puspen TNI, Letkol Solih saat dihubungi Wartawan via telepon.

Tapi, baru sekitar setengah perjalanan pe­nerjunan, angin di sekitar Lapangan Benteng bertiup cukup kencang. Para penerjun yang sudah berada di udara, tampak mulai kesu­litan mengendalikan arah untuk menuju tempat pendaratan yang sudah disiapkan. Bahkan, pertanda tidak sempurnanya pen­daratan itu sudah dirasakan oleh para penonton yang hadir di Lapangan Benteng, termasuk personil TNI dan ATM yang hadir.

Seketika, tampak sejumlah personil TNI, bergerak untuk melakukan anstisipasi. Bahkan, tampak mereka langsung mela­kukan kordinasi dengan pihak Koramil dan Polsek yang ada di kota Medan.

Sementara Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono dan Panglima ATM, Jeneral Tan Sri Dato Sri Zulkifeli Bin Mohd Zin, tampak beranjak dari tempat duduknya dan menuju markas Kodim yang berada tepat di seberang lapangan Benteng.

"Sebenarnya saya tidak berwajib memberi jawaban. Namun, memang ada anggota ATM yang ikut dalam terjun payung itu sebanyak 20 orang. Kalau sebab, karena angin kencang, " ungkap Pejabat Pusat Penerangan ATM, Mayor Sahhidan saat ditemui di Lapangan Benteng. Sekitar 1 jam dari kejadian, satu per satu anggota penerjun payung yang gagal mendarat di tengah lapangan Benteng itu, tiba di lapangan Benteng. Mereka yang coba diwawancarai, mengaku mendarat di stasiun kereta api, di tengah-tengah pemukiman, di atas gedung besar dan di lahan kosong dekat pemukiman. Namun, saat ditanya lebih jauh, mereka hanya mengatakan kalau kejadian itu terjadi karena mereka terkendala dengan kencangnya angin yang berhembus saat me­reka hendak melakukan pendaratan.

"Saya mendarat di kampung. Saya tidak tahu namanya karena saya dijemput. Itu saja lah ya," ujar seorang anggota ATM yang diketahui bernama Kopral Nur.

Sementara itu, saat Sumut Pos (INDOPOS Group) mendatangi salah satu daerah tem­pat sejumlah penerjun mendarat darurat di perumahan Asia Mega Mas blok P, diketahui kalau mereka dijemput oleh Polisi dan kemudian dibawa pergi dengan mengendarai sebuah angkutan umum. Namun, warga di sekitar lokasi pendaratan darurat itu, mengaku tidak tahu siapa para penerjun itu.

"Begitu mereka mendarat, langsung di­gulung mereka parasut itu lalu mereka pergi. Kalau yang cidera, menurut saya tidak ada karena tampak semuanya berjalan sehat," ungkap Yudha Yuniaro Zai saat ditemui di komplek Asia Mega Mas.

Dansatgas Puspen TNI, Letkol Solih yang dikonfirmasi, membenarkan keja­dian itu. Namun, dia tidak berkomentar banyak. Disebutnya, kencangnya hembu­san angin saat penerjunan itu berlangs­ung, menjadi penyebab penerjun tidak dapat mendarat sempurna.

Saat disinggung soal kawasan yang menjadi tempat pendaratan darurat bagi para pener­jun, disebut Solih kalau penerjun mendarat darurat di kawasan Jalan Gaharu, Gedung Hotel Madani Jalan Sisingamangara Raja. Gedung Hotel Grand Angkasa Jalan Perintis Kemerdekaan, di depan Plaza Medan Mall, Perumahan Asia Mega Mas, rel kereta api di stasiun kereta api dan perkampungan di ka­wasan Bandar Selamat. (mag-10/jpnn), Sumber Koran: Indo Pos (13 Juni 2013/Kamis, Hal. 05)