Senin, 17 Juni 2013

Penculik Akhirnya Bebaskan Sandera WNA


Jum'at, 14 Juni 2013 , 10:16:00

PEUREULAK -- Drama penculikan terhadap Karyawan PT. Blade Energy, Sub Kontraktor PT. Medco Blok A di Aceh Timur berakhir sudah. Malcolm Prim Rose (60) warga Negara Inggris dibebaskan penculik, Kamis (13/6) pagi sekira pukul 06.00 wib. Korban dibiarkan lepas sendirian, diduga kuat karena kawanan pelaku ketakutan, wilayah persembunyian mereka terkepung ratusan aparat kepolisian dan TNI.

Setelah korban bebas dan dijemput personil Polisi dari kawasan perkebunan,  PT. Wira Perca di Desa Alue Kaul, Kecamatan Ranto Selamat, Aceh Timur.
Dalam Konfrensi Pers Kapolda Aceh, Irjen. Pol. Herman Efendi didampingi korban dan isterinya serta pihak PT. Medco, di Mapolsek Ranto Peureulak, kemarin menjelaskan kronologis pelepasan korban.

"Setelah Malcom dilepaskan oleh kelompok penculik, kemudian  ditemukan berjalan menuju pos security perkebunan PT. Wira Perca. Selanjutnya pekerja pengeboran

minyak ini ditemukan seorang security. Saksi pun melaporkan kejadian ke polisi dan melakukan penjemputan ke TKP, serta memboyong ke Mapolsek Ranto Peurelak," terang Kapolda Aceh.

Dilanjutkan Irjen Pol Herman, bahwa pria paruh baya tersebut sempat berjalan kaki dengan mengunakan tongkat kayu untuk mencari pos keamanan di sana. Pihaknya pun melakukan pengecekan lebih lanjut, terkait situasi di TKP dan kondisi korban. Setelah yakin atas ciri-ciri penculikan sebelumnya, barulah dipertemukan dengan keluarga dan kedutaan besar Inggris didampingi perusahaan tempat bekerja, yakni PT. Medco E&P Indonesia.

“Paktek premanisme seperti ini dapat merugikan investasi Aceh. Untuk itu, kita berharap praktek seperti ini jangan ada lagi di Aceh, “ demikian Kata Kapolda, seraya mengucapkan terimakasih kepada pihak TNI khususnya Pangdam Iskandar Muda dan semua pihak yang telah membantu bersusah payah dalam melakukan pencarian korban penculikan Malcolm Prim Rose warga kebangsaan British.

Setelah beberapa jam korban bersama Kapolda Aceh  dan pihak PT. Medco, Malcom dan keluarganya dilepaskan  berangkat menuju ke Medan, yakni ke rumahnya di kawasan Helvetia pada pukul 11:30 WIB. Rombongan bergerak menggunakan mobil Mitsubishi Pajero miliknya, sembari diantar personil Polisi Mapolres Aceh Timur. Pasca kembalinya pekerja minyak tersebut, personil polisi dan TNI juga membubarkan operasi.

Selama dalam penyekapan kawanan penculik, Malcolm Prim Rose (60) warga negara Inggris, yang bekerja di PT. Blade Energy Sub Kontraktor PT. Medco mengaku tak mendapat penganiayaan dari para pelaku.

Dalam konfrensi Pers di Mapolsek Ranto Peureulak, korban didampingi isterinya Inur dalam bahasa Inggris lalu diterjemahkan menggatakan, selama tiga hari diculik selalu diperlakukan secara baik-baik. Dirinya tidak disakiti dan diberikan makan nasi bungkus, yang masih hangat dengan lauk ikan dan ayam.

Isteri korban, Inur dalam konfrensi Pers kemarin dengan haru dan  meneteskan air mata didepan semua wartawan Media Cetak dan Elektronik, mengucapkan terima kasih kepada pihak Kepolisian, TNI dan pihak lainya yang telah bersusah payah membantu kebebasan sang suami.

Setelah bebas hingga korban sampai ke Mapolsek Ranto Peureulak, dirinya masih terlihat segar dan semangat. Bahkan saat ditanyai wartawan, pria berkebangsaan Inggris yang mempersunting perempuan Aceh sebagai isterinya sejak 14 tahun lalu itu, menjawab, meski kejadian ini menimpa dirinya, namun dia tetap bersemangat untuk terus bekerja di bumi serambi mekah.

“Ini biasa mereka (penculik) tidak ada kerjaan. Bagi  saya itu biasa, “ kata ayah  yang mempunyai satu putra itu.

Menurut pengakuan korban, dirinya telah bekerja di Aceh dibidang pengeboran Migas, yaitu di Exon Mobil sejak tahun 1981, yaitu 32 tahun. Katanya Aceh itu sudah merupakan bagian darinya, “saya masih tetap bersemangat bekerja di Aceh,” demikian pungkas Malcolm.

Sementara itu, menurut isteri korban Inur, pada hari kedua aksi penculikan suaminya, dirinya pernah beberapa kali dihubungi para penculik. Lewat selular mereka meminta uang tebusan, pertama dihubungi mereka meminta Rp 1 milyar. Namun isteri korban mengatakan kepada para pelaku untuk mengkoordinasi dulu dengan pihak Perusahaan tempat suaminya kerja.

“Kemudian pada Rabu (12/6) malam saya dihubungi kembali oleh orang yang berbeda, mereka (penculik) meminta saya mentransfer ke nomor rekening BNI sebesar Rp250 juta. Namun belum sempat saya kirim, pagi harinya sudah mendapat telpon dari pihak kepolisian, bahwa suami telah ditemukan. Pasca kejadian lalu bergegas menuju ke Mapolsek Ranto Peureulak,“ ujar nur.

Sementara itu, pihak PT. Medco E&P Indonesia, dalam Konfrensi Pers tersebut mengucapkan, terimakasih atas  segala tindakan yang tanggap dan upaya pembebasan yang cepat.

“PT Medco E&P Indonesia mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, yang turut membantu keberhasilan pembebasan ini. Khususnya kepada Pemerintah Provinsi Aceh, Pemerintah Kabupaten Aceh Timur, Kapolda Aceh, Pangdam Iskandar Muda, Kapolres Aceh Timur dan Komandan Kodim 0104 Aceh Timur. Dengan dibebaskannya Pekerja ini, PT Medco E&P Indonesia berharap agar situasi keamanan di Aceh Timur dan khususnya di daerah operasi kembali kondusif sehingga iklim investasi dapat terus berlangsung, “ ujar pihak PT. Medco. (tim)