Jum'at, 14 Juni
2013 , 10:16:00
PEUREULAK -- Drama
penculikan terhadap Karyawan PT. Blade Energy, Sub Kontraktor PT. Medco Blok A
di Aceh Timur berakhir sudah. Malcolm Prim Rose (60) warga Negara Inggris
dibebaskan penculik, Kamis (13/6) pagi sekira pukul 06.00 wib. Korban dibiarkan
lepas sendirian, diduga kuat karena kawanan pelaku ketakutan, wilayah
persembunyian mereka terkepung ratusan aparat kepolisian dan TNI.
Setelah korban
bebas dan dijemput personil Polisi dari kawasan perkebunan, PT. Wira Perca di Desa Alue Kaul, Kecamatan
Ranto Selamat, Aceh Timur.
Dalam Konfrensi
Pers Kapolda Aceh, Irjen. Pol. Herman Efendi didampingi korban dan isterinya
serta pihak PT. Medco, di Mapolsek Ranto Peureulak, kemarin menjelaskan
kronologis pelepasan korban.
"Setelah
Malcom dilepaskan oleh kelompok penculik, kemudian ditemukan berjalan menuju pos security
perkebunan PT. Wira Perca. Selanjutnya pekerja pengeboran
minyak ini
ditemukan seorang security. Saksi pun melaporkan kejadian ke polisi dan
melakukan penjemputan ke TKP, serta memboyong ke Mapolsek Ranto Peurelak,"
terang Kapolda Aceh.
Dilanjutkan Irjen
Pol Herman, bahwa pria paruh baya tersebut sempat berjalan kaki dengan
mengunakan tongkat kayu untuk mencari pos keamanan di sana. Pihaknya pun
melakukan pengecekan lebih lanjut, terkait situasi di TKP dan kondisi korban.
Setelah yakin atas ciri-ciri penculikan sebelumnya, barulah dipertemukan dengan
keluarga dan kedutaan besar Inggris didampingi perusahaan tempat bekerja, yakni
PT. Medco E&P Indonesia.
“Paktek premanisme
seperti ini dapat merugikan investasi Aceh. Untuk itu, kita berharap praktek
seperti ini jangan ada lagi di Aceh, “ demikian Kata Kapolda, seraya
mengucapkan terimakasih kepada pihak TNI khususnya Pangdam Iskandar Muda dan
semua pihak yang telah membantu bersusah payah dalam melakukan pencarian korban
penculikan Malcolm Prim Rose warga kebangsaan British.
Setelah beberapa
jam korban bersama Kapolda Aceh dan
pihak PT. Medco, Malcom dan keluarganya dilepaskan berangkat menuju ke Medan, yakni ke rumahnya
di kawasan Helvetia pada pukul 11:30 WIB. Rombongan bergerak menggunakan mobil
Mitsubishi Pajero miliknya, sembari diantar personil Polisi Mapolres Aceh
Timur. Pasca kembalinya pekerja minyak tersebut, personil polisi dan TNI juga
membubarkan operasi.
Selama dalam
penyekapan kawanan penculik, Malcolm Prim Rose (60) warga negara Inggris, yang
bekerja di PT. Blade Energy Sub Kontraktor PT. Medco mengaku tak mendapat
penganiayaan dari para pelaku.
Dalam konfrensi
Pers di Mapolsek Ranto Peureulak, korban didampingi isterinya Inur dalam bahasa
Inggris lalu diterjemahkan menggatakan, selama tiga hari diculik selalu diperlakukan
secara baik-baik. Dirinya tidak disakiti dan diberikan makan nasi bungkus, yang
masih hangat dengan lauk ikan dan ayam.
Isteri korban, Inur
dalam konfrensi Pers kemarin dengan haru dan
meneteskan air mata didepan semua wartawan Media Cetak dan Elektronik,
mengucapkan terima kasih kepada pihak Kepolisian, TNI dan pihak lainya yang
telah bersusah payah membantu kebebasan sang suami.
Setelah bebas
hingga korban sampai ke Mapolsek Ranto Peureulak, dirinya masih terlihat segar
dan semangat. Bahkan saat ditanyai wartawan, pria berkebangsaan Inggris yang
mempersunting perempuan Aceh sebagai isterinya sejak 14 tahun lalu itu,
menjawab, meski kejadian ini menimpa dirinya, namun dia tetap bersemangat untuk
terus bekerja di bumi serambi mekah.
“Ini biasa mereka
(penculik) tidak ada kerjaan. Bagi saya
itu biasa, “ kata ayah yang mempunyai
satu putra itu.
Menurut pengakuan
korban, dirinya telah bekerja di Aceh dibidang pengeboran Migas, yaitu di Exon
Mobil sejak tahun 1981, yaitu 32 tahun. Katanya Aceh itu sudah merupakan bagian
darinya, “saya masih tetap bersemangat bekerja di Aceh,” demikian pungkas
Malcolm.
Sementara itu,
menurut isteri korban Inur, pada hari kedua aksi penculikan suaminya, dirinya
pernah beberapa kali dihubungi para penculik. Lewat selular mereka meminta uang
tebusan, pertama dihubungi mereka meminta Rp 1 milyar. Namun isteri korban
mengatakan kepada para pelaku untuk mengkoordinasi dulu dengan pihak Perusahaan
tempat suaminya kerja.
“Kemudian pada Rabu
(12/6) malam saya dihubungi kembali oleh orang yang berbeda, mereka (penculik)
meminta saya mentransfer ke nomor rekening BNI sebesar Rp250 juta. Namun belum
sempat saya kirim, pagi harinya sudah mendapat telpon dari pihak kepolisian,
bahwa suami telah ditemukan. Pasca kejadian lalu bergegas menuju ke Mapolsek
Ranto Peureulak,“ ujar nur.
Sementara itu,
pihak PT. Medco E&P Indonesia, dalam Konfrensi Pers tersebut mengucapkan,
terimakasih atas segala tindakan yang
tanggap dan upaya pembebasan yang cepat.
“PT Medco E&P
Indonesia mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, yang turut membantu
keberhasilan pembebasan ini. Khususnya kepada Pemerintah Provinsi Aceh,
Pemerintah Kabupaten Aceh Timur, Kapolda Aceh, Pangdam Iskandar Muda, Kapolres
Aceh Timur dan Komandan Kodim 0104 Aceh Timur. Dengan dibebaskannya Pekerja
ini, PT Medco E&P Indonesia berharap agar situasi keamanan di Aceh Timur
dan khususnya di daerah operasi kembali kondusif sehingga iklim investasi dapat
terus berlangsung, “ ujar pihak PT. Medco. (tim)