Jakarta,
Alat kelengkapan khusus yang digunakan oleh para Prajurit Komando
Pasukan Khusus atau Kopassus TNI Angkatan Darat akan dibenahi dan ditingkatkan.
Dengan demikian, seluruh Prajurit Korps Baret Merah itu semakin bergairah dan
profesional dalam melaksanakan tugas.
Hal itu dikatakan Kepala Staf Angkatan Darat atau
Kasad Jenderal TNI Moeldoko, SIP menjawab pers; seusai menjadi Irup dan
menerima Penyematan Brevet Komando Kehormatan. Penyematan brevet itu
dilakukan oleh Komandan Jenderal Kopassus Mayjen TNI Agus Sutomo, di Lapangan
Upacara Makopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Selasa (11/6) siang.
Kasad yang mengenakan PDL Loreng "Darah
Mengalir" lengkap dengan Baret Merahnya, sebelumnya sejak pagi hari
mengikuti tradisi di Gultor 81 Kopassus.
Penyematan brevet itu dihadiri sejumlah Pangdam
atau Kasdam, di antaranya Pangdam II/Sriwijaya Mayjen TNI Nugroho Widyotomo,
Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Wisnu Bawatenaya, para Asisten Kasad, serta
pejabat teras Kopassus.
"Saya melihat para Prajurit Kopassus memiliki
kekuatan dan kemampuan yang selalu diperhitungkan oleh pasukan-pasukan elit
negara-negara lain," kata Kasad. Karena itu, para Prajurit Korps Baret
Merah diminta untuk memelihara dan meningkatkan kekuatan dan kemampuannya.
Di hadapan para Prajurit dan PNS Kopassus, jenderal
bintang empat lulusan Akmil tahun 1981 dan peraih Adi Makayasa itu mengemukakan,
mungkin ada yang iri dan dengki terhadap Kopassus. "Biarkan! Anjing menggonggong, kafilah berlalu.
Kopassus harus tetap jaya sepanjang masa," katanya tegas.
Kasad mengemukakan kehadirannya di Kopassus ingin
memberi kekuatan baru bagi para Prajurit Kopassus, agar Prajurit Kopassus selalu
menjadi prajurit yang membanggakan bagi negara dan bangsa Indonesia.
Dunia
Internasional
Dalam sambutannya, Kasad mengatakan mencermati
sejarah pengabdian Korps Baret Merah, kiprah pengabdian Kopassus tidak hanya
dalam lingkup nasional, tetapi juga telah menjangkau dunia internasional.
Prestasi ini tentunya dapat diraih karena adanya semangat dan tekad yang kuat
seluruh warga Korps Baret Merah dalam setiap langkah pengabdiannya. Kebanggaan
seperti ini harus tetap dipelihara dan ditingkatkan karena dharma bakti Baret
Merah tidak hanya menjadi dambaan TNI Angkatan Darat, tetapi juga dambaan
seluruh rakyat Indonesia.
"Pasang surut sejarah pengabdian korps ini
harus senantiasa dijadikan pendorong semangat untuk meraih prestasi
setinggi-tingginya walau menghadapi permasalahan sesulit apapun. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini saya mengajak, mari kita berikan dorongan moril dan
doa kepada rekan-rekan kita yang sedang menjalani proses hukum dalam kasus
Cebongan. Sebagai prajurit ksatria, rekan-rekan kita tersebut telah
menunjukkan sikap profesionalnya dalam mengakui dan mempertanggungjawabkan
perbuatannya. Sikap ksatria seperti ini harus menjadi semangat yang tidak
pernah surut dalam mengukir pengabdian Korps Baret Merah. Tetap kobarkan semangat
pengabdian yang tulus kepada masyarakat, bangsa, dan negara," kata
Jenderal TNI Moeldoko.
"Momentum ini saya manfaatkan pula untuk
mengajak peserta upacara sekalian untuk membulatkan tekad menjadikan prajurit
TNI Angkatan Darat yang andal dan profesional dalam kemampuan teknisnya,
serta rendah hati dalam sikap dan perilakunya," tambahnya.
Hal ini perlu ditegaskan oleh Kasad, mengingat arti
penting sikap santun prajurit dalam berinteraksi dengan masyarakat. Sikap
santun tersebut merupakan kunci sukses dalam mewujudkan "roh kekuatan
TNI-AD", yaitu kemanunggalan TNI dengan rakyat. (be), Sumber Koran: Harian Pelita (12 Juni 2013/Rabu, Hal. 01)