Feby Dwi Sutianto -
detikfinance
Senin, 18/02/2013
09:05 WIB
Bandung - PT Dirgantara
Indonesia (PT DI) saat ini dalam proses menuju kebangkitan, pasca penghentian
suntikan dana dari pemerintah di 1998. Dengan sisa produk dan 4.000 pekerja, PT
DI mulai mengikuti berbagai tender penjualan pesawat, kerja sama pembuatan
pesawat hingga melayani pesanan berbagai komponen pesawat.
Untuk pembuatan
komponen pesawat, saat ini PT DI menerima pesanan untuk komponen pesawat dari
Airbus untuk armada A380, A350, A320, dan Boeing 747, serta komponen helikopter
Eurocopter Super Puma MK II."Sekarang kan kita bikin komponen untuk
Airbus, Eurocopter, Airbus Military," tutur Direktur Utama Dirgantara
Indonesia Budi Santosa kepada detikFinance di Kantor Pusat Dirgantara
Indonesia, Jalan Pajajaran Bandung, Jumat (15/2/2013).
Selain membuat
komponen, BUMN Penerbangan ini juga memperoleh cukup banyak pekerjaan untuk
pembuatan pesawat dan helikoper yang sebagian besar datang dari Kementerian
Pertahanan untuk kebutuhan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Hal ini, telah
memberi angin segar bagi PT DI karena memperoleh pekerjaan.
Selain itu, PT DI
juga aktif terlibat dalam pengadaan tender pesawat di beberapa negara, seperti
Thailand dan Korea Selatan."Pekerjaan agak besar. Kita punya backlog
(pekerjaan yang belum dilakukan) di atas Rp 8 triliun tapi belum efektif. Baru
efektif tahun ini dikerjakan.Itu kebanyakan dari TNI.Ada cassa 212, Cassa 235,
CN295, Helikopter Bell, Super Puma, Cogar.Itu ada macam-macam," tambahnya.
Meskipun dengan
peralatan yang cukup tua, Budi menuturkan, PT DI berusaha untuk melakukan peremajaan
terhadap peralatan yang dimilikinya sehingga bisa menghasilkan produk yang
lebih kompetitif.Apalagi ditambah dengan kucuran Penyertaan Modal Negara (PMN)
senilai Rp 1,4 triliun yang cair pada akhir 2012. Dana tersebut kemudian
digunakan untuk peremajaan alat dan peningkatan sumber daya manusia (SDM). Sumber : www.detiknews.com