Penulis : Kontributor
Probolinggo, Ahmad Faisol | Selasa, 7 Mei 2013 | 18:47 WIB
SITUBONDO, KOMPAS.com - Anggota
Marinir dari Pusat Latihan Tempur (PLP) Karangtekok, Situbondo, Jawa Timur
menemukan dua buah mortir aktif jenis 60 MM dari rumah Syukur (35), di Desa
Sumberwaru, Kecamatan Banyuputih, Selasa (7/5/2013).
Syukur adalah warga yang tewas
terkena ledakan bom sisa latihan gabungan TNI yang dihadiri langsung Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wapres Boediono pada 3 Mei 2013 lalu. Dua
mortir jenis 60 MM itu ditemukan di kandang sapi milik Syukur, tepatnya di
bawah tempat makanan sapi. Mortir ditemukan saat sejumlah petugas melakukan
penyisiran di rumah Syukur.
"Pertama kali yang menemukan
Suryati (34), istri almarhum (Syukur),
waktu mau kasih pakan sapi. Setelah mengetahui benda mirip mortir Yati langsung
memberitahukan kepada warga, hingga akhirnya saya melaporkan ke pihak TNI
Marinir di PLP," kata Juhato (45), salah satu kerabat korban.
Belum diketahui pasti siapa
pemilik dua mortir itu. Namun, dugaan sementara dua mortir itu adalah milik
Syukur. Sebab, sebelum korban tewas akibat terkena ledakan bom sisa latihan
gabungan, Syukur konon memang dikenal kerap mengumpulkan sisa-sisa bahan
peledak. Bahkan, di kalangan sebagian warga, Syukur juga dikenal pintar
menjinakkan bahan peledak sisa latihan pertempuran.
Selain itu, Syukur juga sering
beraktivitas mencari serpihan bom di lokasi sasaran tembak Pusplatpur Marinir
Baluran setiap usai latihan. Kabarnya, hasil temuan serpihan bom itu lalu
dijual ke pengepul barang rongsokan. "Syukur memang dikenal sebagai
penjinak bom," kata Juhato. Tim gegana dari TNI Marinir PLP langsung meledakkan dua buah
mortir aktif sisa Latgab TNI tahun 2013 tersebut. "Hulu ledak hingga pada
radius 50 meter," kata salah seorang petugas TNI Pelda Ade.