Jakarta, Menakertrans Muhaimin
Iskandar meminta pihak kepolisian untuk membongkar tuntas beking yang berada
di belakang para pelaku penyekapan buruh Tangerang, sehingga mereka berani dan
tega memperlakukan para buruh dengan biadab.
Ia mendukung pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
yang mengumumkan kepada masyarakat agar jangan takut melaporkan kepada pihak
berwajib kalau ada tindakan dan ancaman, sehingga pekerja terhindar dari
perlakuan yang tidak layak. Pemerintah, kepolisian dan TNI siap memberikan
perlindungan dan jaminan keamanan.
"Kita ingin semua beking di belakangnya
terbongkar dan mulai ada tanda-tanda terbongkar. Kita tunggu saja dan para pelakunya harus
dihukum berat supaya hal seperti ini tidak terulang lagi, kata Muhaimin di
Karawang, Jawa Barat, Selasa (7/5).
Muhaimin menegaskan agar kejadian seperti ini tidak
terulang di daerah lain. Pihaknya meminta kepada kepada kepala dinas tenaga
kerja di seluruh Indonesia untuk menerapkan langkah antisipatif dan memperkuat
aspek pengawasan ketenagakerjaan di wilayah masing-masing.
Ia juga mendorong agar para kepala dinas aktif
melibatkan serikat pekerja/serikat buruh (SP/SB) untuk bersama
menjadi pengawas ketenagakerjaan langsung, kalau ada masalah ketenagakerjaan
terjadi dapat segera diantisipasi dan dicarikan solusi terbaik.
Terkait desakan agar Kadisnaker Tangerang
diturunkan, Muhaimin mengatakan hal tersebut merupakan kewenangan Pemda
Tangerang. Karena urusan ketenagakerjaan adalah urusan wajib daerah sesuai
dengan Undang-undang Otonomi Daerah.
"Hal itu kewenangan murni Bupati. Tentu kita
minta untuk merapatkan lagi barisan Pemda Tangerang," ujar Muhaimin.
Ia mengungkapkan, lima orang pekerja anak korban penyekapan
di Tangerang telah bersedia mengikuti program penarikan pekerja anak dan akan
segera bergabung di penampungan (shelter) untuk kembali ke sekolah.
Sedangkan bagi para pekerja lainnya yang
kebanyakan berasal dari daerah Lampung dan Cianjur ini, Muhaimin menawar kan
program pelatihan keterampilan dan kewirausahaan, serta program pemuda mandiri
professional sehingga mereka bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik lagi.
"Kita bersyukur, setelah kita lakukan koordinasi dan kerja sama
dengan Bupati Cianjur, para pekerja anak yang disekap di Tangerang bersedia
mengikuti program penarikan pekerja anak dan kembali ke sekolah," tutur Muhaimin.
Selama ini Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
menargetkan menarik sebanyak 11.000 pekerja anak untuk kembali belajar di
sekolah.
Tahun 2013, Program penarikan pekerja anak ini
tersebar di 21 Provinsi dan 90 kabupaten/kota di seluruh Indonesia dengan
mengerahkan 503 orang pendamping di 366 rumah singgah (shelter).
Program penarikan pekerja anak ini dilaksanakan
dengan tujuan agar anak-anak Indonesia dapat mengembangkan kesempatan belajar di sekolah dan
terbebaskan dari berbagai bentuk pekerjaan terburuk.
Kegiatan pengurangan pekerja anak yang dilakukan
pemerintah ini untuk mendukung Program Keluarga Harapan (PPA-PKH). Kegiatan ini
diarahkan dengan sasaran utama anak bekerja dan putus sekolah yang berasal
Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) dan berusia 7-15 tahun.
"Prioritas program ini diarahkan untuk
mempercepat proses penarikan pekerja anak, terutama dari pekerjaan terburuk
dan berbahaya seperti perbudakan, pelacuran, pornografi dan perjudian,
pelibatan pada narkoba, serta pekerjaan berbahaya lainnya," kata
Muhaimin.
Pekerja anak tersebut bakal ditarik dari tempat
mereka bekerja dan ditempatkan di sementara di rumah singgah untuk menjalani
program pendampingan khusus selama satu bulan.
Setelah itu, mereka
akan di kembalikan ke sekolah untuk belajar di pendidikan formal SD/SMP/SMA,
madrasah dan pesantren ataupun kelompok belajat paket A, B, dan C. (iz), Sumber
Koran: Harian Pelita (08 Mei 2013/Rabu, Hal. 02)