Rabu, 08 Mei 2013

Bongkar Beking Penyekapan Buruh Tangerang



Jakarta,   Menakertrans Muhaimin Iskandar meminta pihak kepolisian untuk membongkar tuntas be­king yang berada di belakang para pelaku pe­nyekapan buruh Tangerang, sehingga mereka berani dan tega memperlakukan para buruh de­ngan biadab.

Ia mendukung pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang mengumumkan kepada masyarakat agar jan­gan takut melaporkan kepada pihak berwajib kalau ada tin­dakan dan ancaman, sehingga pekerja terhindar dari perlakuan yang tidak layak. Pemerintah, kepolisian dan TNI siap membe­rikan perlindungan dan jaminan keamanan.

"Kita ingin semua beking di belakangnya terbongkar dan mulai ada tanda-tanda terbongkar. Kita tunggu saja dan para pelakunya harus dihukum be­rat supaya hal seperti ini tidak terulang lagi, kata Muhaimin di Karawang, Jawa Barat, Selasa (7/5).

Muhaimin menegaskan agar kejadian seperti ini tidak teru­lang di daerah lain. Pihaknya meminta kepada kepada kepa­la dinas tenaga kerja di seluruh Indonesia untuk menerapkan langkah antisipatif dan mem­perkuat aspek pengawasan ke­tenagakerjaan di wilayah ma­sing-masing.

Ia juga mendorong agar para kepala dinas aktif melibatkan serikat pekerja/serikat buruh (SP/SB) untuk bersama menjadi pengawas ketenagaker­jaan langsung, kalau ada masa­lah ketenagakerjaan terjadi da­pat segera diantisipasi dan dica­rikan solusi terbaik.

Terkait desakan agar Kadisnaker Tangerang diturunkan, Muhaimin mengatakan hal ter­sebut merupakan kewenangan Pemda Tangerang. Karena urus­an ketenagakerjaan adalah uru­san wajib daerah sesuai dengan Undang-undang Otonomi Dae­rah.

"Hal itu kewenangan murni Bupati. Tentu kita minta untuk merapatkan lagi barisan Pem­da Tangerang," ujar Muhaimin.

Ia mengungkapkan, lima orang pekerja anak korban pe­nyekapan di Tangerang telah bersedia mengikuti program pe­narikan pekerja anak dan akan segera bergabung di penampu­ngan (shelter) untuk kembali ke sekolah.

Sedangkan bagi para peker­ja lainnya yang kebanyakan be­rasal dari daerah Lampung dan Cianjur ini, Muhaimin menawar kan program pelatihan keteram­pilan dan kewirausahaan, serta program pemuda mandiri professional sehingga mereka bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik lagi.

"Kita bersyukur, setelah kita lakukan koordinasi dan kerja sama dengan Bupati Cianjur, para pekerja anak yang dise­kap di Tangerang bersedia men­gikuti program penarikan peker­ja anak dan kembali ke seko­lah," tutur Muhaimin.

Selama ini Kementerian Te­naga Kerja dan Transmigra­si menargetkan menarik sebanyak 11.000 pekerja anak un­tuk kembali belajar di sekolah.

Tahun 2013, Program pena­rikan pekerja anak ini tersebar di 21 Provinsi dan 90 kabupa­ten/kota di seluruh Indonesia dengan mengerahkan 503 orang pendamping di 366 rumah sing­gah (shelter).

Program penarikan pekerja anak ini dilaksanakan dengan tujuan agar anak-anak Indone­sia dapat mengembangkan ke­sempatan belajar di sekolah dan terbebaskan dari berbagai ben­tuk pekerjaan terburuk.

Kegiatan pengurangan peker­ja anak yang dilakukan pemerintah ini untuk mendukung Program Keluarga Harapan (PPA-PKH). Kegiatan ini diarah­kan dengan sasaran utama anak bekerja dan putus seko­lah yang berasal Rumah Tang­ga Sangat Miskin (RTSM) dan berusia 7-15 tahun.

"Prioritas program ini diarah­kan untuk mempercepat proses penarikan pekerja anak, teruta­ma dari pekerjaan terburuk dan berbahaya seperti perbudakan, pelacuran, pornografi dan per­judian, pelibatan pada narkoba, serta pekerjaan berbahaya lain­nya," kata Muhaimin.

Pekerja anak tersebut bakal ditarik dari tempat mereka be­kerja dan ditempatkan di se­mentara di rumah singgah un­tuk menjalani program pendam­pingan khusus selama satu bu­lan.

Setelah itu, mereka akan di kembalikan ke sekolah untuk belajar di pendidikan formal SD/SMP/SMA, madrasah dan pesantren ataupun kelompok belajat paket A, B, dan C. (iz), Sumber Koran: Harian Pelita (08 Mei 2013/Rabu, Hal. 02)