Perayaan 50 Tahun Masuknya Irian Barat ke
NKRI, 1 Mei 1963-1 Mei 2013, diwarnai dengan naiknya Bendera Bintang Kejora
di beberapa lokasi di Papua, Rabu (1/5) dini hari. Namun, di Kota Sorong,
Papua Barat, Sang Merah Putih berkibar di tengah perayaan yang sangat meriah,
yang bertajuk "Gebyar 50 Tahun Kembalinya Irian Barat ke NKRI".
Menurut Kabid Humas Polda Papua,
Kombes Pol I Gede Sumerta Jaya kepada SP,
Rabu pagi, Bintang Kejora dikibarkan di Diklat Biak, Jalan Raya
Adibay, sekitar pukul 04.00 WIT dini hari. "Tujuh warga yang mengibarkan
bendera itu sudah ditahan," katanya.
Bintang Kejora juga dikibarkan
di Yokari, Kabupaten Jayapura. Tak ketinggalan, TPN-OPM wilayah Tabi,
pimpinan Kolonel Yance Demetouw, menggelar upacara penaikan bendera Bintang Kejora
sekitar pukul 03.00 WIT di Markas Besar TPN-OPM wilayah Tabi di
Kampung Kemtumilena, Distrik Yokari, Kabupaten Jayapura. Sejumlah petinggi
TPN-OPM wilayah Tabi dan sekitarnya hadir. Bintang Kejora juga dikibarkan di
sejumlah daerah secara bersamaan, seperti Bukisi dan Demta. Dari info yang
diperoleh SP, direncanakan
Bintang Kejora akan dikibarkan selama lima hari.
Sementara itu, upaya polisi
menghentikan pengibaran Bendera Bintang Kejora berujung pada bentrokan yang
menewaskan dua warga di Kelurahan Aimas, Distrik Aimas, Kabupaten Sorong Papua
Barat, Rabu (1/5) dini hari. Kedua warga Aimas itu, dilaporkan tewas
tertembak, dan sejumlah orang ditangkap.
Kedua korban, yakni Abner
Malagawak (22) tertembak di bagian ketiak kiri tembus kanan dan Thomas Blesia (28) tewas
tertembak di kepala bagian belakang tembus depan kepala.
Selain korban tewas, ada juga
yang terluka parah, yakni Salomina Klaivin (37),
Herman Lokden (18), dan Andreas Sapisa (32). Ketiga korban yang terluka,
sampai Kamis pagi, masih dirawat di Rumah Sakit Seles Besu di Aimas.
Kabid Humas Polda Papua, I Gede
Sumerta Jaya yang dikonfirmasi SP, Kamis
pagi, terkait tewasnya dua warga Aimas yang diduga karena tetembak peluru
aparat, mengelak untuk menjawab. Ia menganjurkan SP bertanya kepada Irwasda Polda Papua yang sedang berada
di Sorong.
Negosiasi
Keterangan yang diperoleh SP, Kamis (2/5) pagi, bentrok
diawali dengan upaya kelompok yang berseberangan dengan Indonesia, dipimpin
oleh Isak Kalaibin dengan sekitar 100 anggotanya, berencana mengibarkan
bendera Bintang Kejora di sekitar Aimas.
Menurut Kombes Pol I Gede
Sumartajaya, polisi mencium rencana pengibaran bendera, Rabu pukul 02.00 WIT
dini hari, sehingga pada Selasa (30/4) pukul 22.30 WIT, aparat polisi dipimpin Wakapolres Sorong, Kompol Yudhi Pinem, mendatangi Aimas dan langsung
melakukan patroli.
"Polisi juga bernegosiasi
dan mengimbau masyarakat agar tak mengibarkan bendera tersebut, karena
bertentangan dengan aturan pemerintah," katanya.
Ikut dalam negosiasi itu juga
aparat TNI dari Kodim 1704 Sorong. Namun, saat tiba di lokasi kejadian, tiba-tiba
mobil Avansa BK 129 GW, yang ditumpangi Wakapolres dan beberapa mobil aparat
lainnya diserang, mengakibatkan satu anggota TNI Sorong terluka di bagian
kepala belakang. Selain itu, kaca belakang serta kaca samping mobil Wakapolres rusak.
Karena massa sudah anarkis, aparat mengeluarkan tembakan peringatan.
Jika
pengibaran Bintang Kejora dilakukan di kesunyian pagi dini hari, suasana sangat
berbeda terasa di pusat perayaan Gebyar 50 Tahun Kembalinya Irian Barat ke
NKRI. Upacara perayaan Kembalinya Irian Barat ke NKRI, yang dipusatkan di Kota
Sorong, dipimpin oleh Panglima Kodam XVII Trikora, Mayjen TNI Cristian Zebua.
Rangkaian kegiatan digelar sejak pagi, mulai dari upacara, parade budaya, terjun
payung, hingga seminar nasional, yang menghadirkan tokoh-tokoh, antara lain Meteri
Pemuda dan Olahraga Roy Suryo, Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat
Hajrianto Tohari, Ketua DPD RI Irman Gusman, Sejarawan Anhar Gongong, serta
puluhan tokoh lainnya. Acara itu disambut antusias oleh warga setempat. [154/J-l 1], Sumber
Koran: Suara Pembaruan (02 Mei 2013/Kamis, Hal. 13)