Penulis : Kontributor Bandung,
Putra Prima Perdana | Kamis, 2 Mei 2013 | 18:04 WIB
BANDUNG, KOMPAS.com - Kepala
Polrestabes Bandung Kombes Pol Abdul Rakhman Baso mengatakan, dalam rangka
mengantisipasi adanya gejolak masyarakat jika nantinya kenaikan harga BBM jadi
terealisasi, 85 SPBU di kota Bandung telah mendapat pengawalan dari kepolisan
dan TNI.
Dalam satu SPBU, Polrestabes
telah menyiagakan dua orang anggotanya. Selain itu, satu orang anggota TNI yang
diambil dari masing-masing kodim akan menemani dua anggota polisi tersebut. "Meski
ada penundaan kenaikan BBM, tapi kita sudah ada instruksi untuk pengamanan SPBU
di kota Bandung," kata Abdul di Bandung, Kamis (2/5/2013).
Abdul menambahkan, pengamanan di
85 SPBU tersebut untuk mencegah adanya penumpukan konsumen yang ingin membeli
BBM. "Selain itu kita juga mencegah adanya antrean-antrian di SPBU,"
ujarnya.
Lebih lanjut, Abdul mengatakan,
jajarannya juga akan mengantisipasi praktik kecurangan yang dapat merugikan
masyarakat. "Antisipasi kita adalah untuk penimbunan BBM dan juga
pembelian BBM dalam jumlah yang tidak sesuai. Cuma sifatnya hanya patroli dan
pantauan kerawanan saja," papar Abdul.
Ditambahkan Abdul, demi
mengantisipasi adanya praktik penimbunan BBM yang kerap, Polda Jawa Barat
beserta jajarannya termasuk Polrestabes Bandung telah melakukan operasi ke
tempat-tempat yang dicurigai sebagai tempat penimbunan selama 20 hari ke
belakang. "Polda Jabar beserta jajaranya telah melakukan operasi Dian
Lodaya 2013 dengan sasaran penimbunan dan penyalah gunaan BBM," tuturnya.
Hingga operasi tersebut berakhir,
Polrestabes Bandung telah mengungkap dua kasus penimbunan dan penyalahgunaan
BBM. "Baru berakhir kemarin di Kota Bandung sudah ada dua kasus yang
terungkap," kata dia.