Tribunnews.com -
Kamis, 14 Februari 2013 01:52 WIB
TRIBUNNEWS.COM,
MEDAN - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo
mengatakan Kodam I/Bukit Barisan mendapat enam helikopter serang pada pengadaan
alat utama sistem senjata (alutsista) tahun ini."Di sini, sangat
dibutuhkan itu. Karena berangkat ke segala arah, dan menjadi benteng
kekuatan," ujar Pramono didampingi Pangdam I/BB Mayjen TNI Lodewijk F
Paulus usai melakukan gelar pasukan dan pemeriksaan alutsista di Makodam I/BB
Jl Gatot Subroto Km 7,5 Medan, Rabu (13/2/2013).
Ipar Presiden SBY
itu mengatakan pengadaan enam helikopter serang untuk Kodam I/BB tersebut
adalah bagian pembelian alutsista TNI sebesar Rp 14 triliun dari APBN pada
tahun ini. "TNI hanya memilih peralatan yang sesuai dengan kebutuhan saat ini. Sudah tahap
finalisasi, awal tahun depan sudah datang," ujarnya.Pramono mengatakan
alutsista yang dibeli berupa tank, meriam, dan roket yang dengan jarak tembak
100 km. Kemudian 24 helikopter Bell 412 (gempur) dan sedang dilobi 20
helikopter serang Black Hawk, di mana 6
unit akan diserahkan Kodam I/BB.KSAD mengatakan kunjungan kerja itu untuk
melihat dari dekat kekuatan dari Kodam I/BB dan semua kodam yang dikunjunginya,
baik personel maupun alutsista.Ia mengakui dari hasil pemeriksaan yang
dilakukan ada beberapa peralatan yang membutuhkan pergantian.
Disinggung mengenai
keberadaan pulau-pulau terdepan di sekitar Pulau Sumatera dan menjadi wilayah
Kodam I/BB, KSAD mengatakan pasukan sudah ditempatkan di sana. "Kalau
tidak diduduki, akan diambil negara lain. Justru jadi masalah, makanya diduduki," katanya.Ia
juga meminta prajurit harus profesional, terutama dengan kehadiran peralatan
yang semakin canggih.Kunjungan kerja itu juga disertai Ny Kiki Pramono Edhie
Wibowo, yang turut melaksanakan penanaman pohon di Makodam I/BB.Rencana
pembelian helikopter Black Hawk asal Amerika Serikat menjadi alternatif jika
negosiasi harga heli Apache buntu.Kalau anggaran alat utama sistem persenjataan
tercukupi, rencana pembelian heli serbu ini ditargetkan rampung pada 2014
mendatang."(Pembelian Black Hawk) itu masih rencana dari bawah (TNI
AD)," ujar juru bicara Kementerian Pertahanan, Brigadir Jenderal Bambang
Hartawan, kepada Tempo, Selasa, 12 Februari 2013.Dia mengatakan, harga heli
Apache itu memang sangat mahal."Hingga kini masih dalam tahap
negosiasi," kata dia.
Pembelian delapan
unit heli Apache Longbow AH 64D sebelumnya sudah mendapatkan persetujuan dari
Kongres Amerika Serikat.Namun, pembelian Apache maupun Black Hawk diakui masih
terkendala anggaran.Harga per unit heli Apache sendiri diperkirakan mencapai 40
juta dolar AS atau sekitar Rp 38,5 miliar. Kementerian Pertahanan dan TNI AD
sebelumnya sudah menandatangani kontrak pengadaan heli serbu dan heli serang
dengan PT Dirgantara Indonesia. Kontrak tersebut masing-masing bernilai 90 juta
dolar AS dan 170 juta dolar AS.(Tribun Medan/afr)