Kamis, 02 Mei 2013, 16:17 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA --
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta jajaran TNI untuk meningkatkan
kesiapan menghadapi serangan, terutama serangan yang mengganggu NKRI. Kesiapan
tersebut tak hanya dari segi personel, tapi juga alat utama sistem persenjataan
(alutsista) dan kemampuan logistik.
Hal tersebut disampaikan oleh SBY
saat menyaksikan latihan gabungan TNI di atas KRI Makassar 590 yang berlayar
dari dermaga ujung koarmatim (komando armada timur), Surabaya, Jawa Timur
menuju Pantai Banongan, Asembagus, Situbondo. "Kalau kita memahami lawan kita maka
kampanye militer yang kita gelar harus bisa mengimbangi lawan kita," kata
SBY, Kamis (2/5).
Kampanye militer yang dimaksud
tak lain rangkaian operasi militer gabungan yang bisa berlangsung antara tiga
bulan sampai satu tahun sehingga harus memiliki kesiapan dalam pelaksanaannya.
Presiden menyaksikan latihan
perang antara lain simulasi pertahanan udara dan kapal, simulasi pengangkutan
logistik serta simulasi pertahanan di laut yang berupa manuver kapal perang.
Komandan latihan gabungan TNI
2013, Letnan Jenderal Munir, total prajurit TNI dari ketiga matra yang terlibat
dalam latihan gabungan ini mencapai 16.745 personel dengan didukung berbagai
peralatan tempur seperti kapal perang, pesawat tempur, tank, dan persenjataan
roket maupun meriam.