Sleman, Jajaran
Polres Sleman dibantu personil dari Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat
(TNI AD) berupaya meningkatkan pengamanan markas setempat, pasca insiden pemukulan
terhadap dua anggota TNI AD di sebuah toko swalayan Minggu (5/5).
Kepala Bagian Operasional Polres Sleman Kompol
Herry Suryanto, Selasa (7/5), mengatakan pengamanan dilakukan selain dari
personil kepolisian, juga dibantu oleh satu peleton dari personil Batalyon
Infanteri 403/Wirasada Pratista.
"Sejak Senin (6/6) malam sudah dimulai, dari
pukul 00.00 hingga 05.00 WIB," tuturnya, sebagaimana dikutip Antara.
"Bantuan personil TNI AD tersebut atas
inisiatif dari Komandan Korem 072/Pamungkas," ucap Heny Suryanto.
Peningkatan pengamanan tersebut dilakukan setelah
terjadi kasus dua anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) Batalyon Infanteri
403/Wirasada Pratista menjadi korban pemukulan warga Papua di Sebuah toko
swalayan di Jalan Seturan, Sleman, Yogyakarta.
Dua anggota TNI AD tersebut yakni Praka Bathasar
Lermatan dan Praka Silvester Tawurutubun mengalami luka di jari tangan dan
wajahnya.
Dalam kasus tersebut, Polres Sleman menetapkan dua
tersangka pelaku penganiayaan terhadap dua anggota TNI tersebut.
Kapolres Sleman AKBP Hery Sutrisman, menjelaskan, dari pemeriksaan dan
didukung alat bukti yang ada hanya dua orang yang terbukti melakukan
penganiayaan dan pengerusakan.
Dua tersangka tersebut atas nama BL dan FR yang
merupakan mahasiswa perguruan tinggi swasta di Yogyakarta.
"Keduanya dijerat dengan pasal 351 KUHP.
Selain penganiayaan dua tersangka juga melakukan perusakan. Mereka memecah
kaca pintu 'mini market' (toko swalayan)," kata Hery.
Hery mengatakan, dalam pemeriksaan sementara motif
dari kejadian tersebut masalah ketersinggungan saja.
"Saat itu salah satu pelaku BL dalam kondisi terpengaruh minuman beralkohol dan tidur di sela
rak pajang mini market. Sedangkan tiga temannya duduk-duduk di luar."
katanya.
Salah satu korban kemudian membangunkan pelaku agar
tidak tidur di dalam mini market. "BL kemudian tersinggung dan menanyakan
ke kasir siapa yang membangunkannya. Oleh kasir diberi tahu bahwa yang membangunkan
adalah salah satu korban," katanya.
Selanjutnya pelaku keluar dan sesat kemudian masuk
lagi dengan membawa batu dan memukul kaca pintu. "Pelaku juga menyerang
dua korban dengan menggunakan kayu dan batu." katanya.
Dua korban adalah
anggota TNI AD Praka Bathasar Lermatan dan Praka Silvester Tawurutubun. (put), Sumber Koran: Warta Kota (08 Mei 2013/Rabu, Hal. 10)