Minggu, 05 Mei 2013 | 13:45 WIB
TEMPO.CO, Makassar - Kepolisian
Sektor Tamalanrea masih memburu tiga penembak Prajurit Satu TNI Andi Kristanto.
Kata Kepala Kepolisian Sektor Tamalanrea, Komisaris Amiruddin, penyidik sudah
mendapat gambaran ciri-ciri pelaku. "Mereka adalah preman yang sering
memalak penjual makanan," kata Amiruddin, Ahad, 5 Mei 2013.
Untuk mengendus jejak ketiga
pelaku, polisi telah memeriksa empat saksi: penjual di kawasan perumahan Bukit
Khatulistiwa, Jalan Perintis Kemerdekaan, dan seorang saksi mata yang kebetulan
ada di TKP penembakan. "Korban belum dapat kami periksa karena masih dalam
perawatan," ujar Amiruddin.
Andi Kristanto dilarikan ke Rumah
Sakit Wahidin Sudirohusodo pada Jumat, 3 Mei 2013. Dari sana, ia dirujuk ke
Rumah Sakit Pelamonia. Anggota Batalyon Kavaleri 10 Serbu Kodam VII Wirabuana
itu menderita luka tembak pada bagian lengan kanan. Ia menjadi korban
penembakan kelompok preman di depan perumahan Bukit Khatulistiwa, Jalan
Perintis Kemerdekaan.
Kata Kepala Unit Reserse dan
Kriminal, Ajun Komisaris Salim, penembakan Andi Kristanto berawal dari cekcok
mulut. Andi menegur pelaku yang kerap memalak penjual angkringan di lokasi itu.
"Perkelahian pecah, pelaku memuntahkan pelor, kemudian kabur."
Juru bicara Kodam VII Wirabuana,
Letnan Kolonel Hery Steve Sinaulan, mengatakan, kondisi Andi mulai membaik.
Namun masih menjalani perawatan. "Kasus penembakan itu sudah diserahkan ke
pihak Polisi Militer TNI," kata Hery. "Untuk pelaku, kami percayakan
ke penyidik kepolisian."