Bandung, Seorang
anggota TNI berinisial Dr, hingga Kamis (2/5) menghilang pascaperampokan mobil
milik G4S atau Securicor. Mobil
perusahaan jasa keamanan itu dirampok saat membawa uang untuk diisikan ke
berbagai anjungan tunai mandiri (ATM), Minggu (28/4) dini hari.
"Pengawalnya (Dr, Red) masih
kami cari," kata Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Kepolisian Resor
Kota Besar Bandung, Ajun Komisaris Trunoyudo Wisnu Andiko di Bandung, Rabu
(1/5).
Sebelumnya, Dr mengawal
pengemudi mobil, Doly dan petugas teknisi, Deden, yang membawa kendaraan
pengangkut uang senilai Rp 5,49 miliar itu dari kantor Securicor di Bandung, tanggal 27 April 2013, pukul 19.00 WIB
malam. Mereka bertugas mengisi empat ATM milik empat bank, yakni Bank BCA, Bank
BII, Bank Niaga, dan Bank NISP di 11 lokasi. Namun, selepas mengisi gerai ATM
di kompleks Mal Griya Yogya, Jalan Sunda ada orang yang menodong mereka.
Saat dirampok, mobil tersebut,
masih membawa uang senilai Rp 4,69 miliar. Sebagian Rp 730 juta sudah
dimasukkan ke dalam mesin ATM. Doly dan Deden, sambung Truno, disuruh masuk ke
dalam mobil. Para pelaku menyetrum, mengikat, serta menutup mulut dan mata
keduanya menggunakan lakban.
Para pelaku kemudian melarikan
mobil pembawa uang itu beserta ketiga petugasnya. Pagi harinya, Doly sudah
ditemukan warga terkapar dalam keadaan pingsan di dekat Waduk Saguling.
Sedangkan Deden ditemukan siang harinya di sebuah lokasi di Cianjur dalam
keadaan pingsan di dalam mobil.
Truno mengungkapkan, pelaku tidak
membawa kabur semua uang yang ada di dalam mobil itu. Mereka hanya membawa
yang senilai Rp 2,99 miliar. "Sisanya masih ada di dalam mobil. Kami
perkirakan mereka terburu-buru. Pelaku diperkirakan tiga orang," katanya.
Internal
Polisi, sambung Truno, belum
dapat menyimpulkan apakah kejadian perampokan ini mendapatkan bantuan dari
kalangan internal atau tidak. "Yang pasti, pelaku mengetahui kegiatan dan
jadwal mobil PT Securicor. Mereka
juga sudah mempelajari sistem interlock di sistem kendaraan. Karena pelaku
hanya merusak jendela mobil sebelah kiri, menandakan mereka mengetahui dan paham sistem interlock dengan
akses satu pintu," imbuhnya.
Truno belum mau menyimpulkan
petugas keamanan internal Dr ikut terlibat dalam perampokan ini. "Kami
berkoordinasi dengan POM TNI serta Kodim dan satuan Zipur (Zeni Tempur).
Karena koordinator untuk pengamanan internal PT Securicor itu berasal dari Zipur," terangnya.
Seharusnya,
ungkap Truno, pihak PT Securicor
mengevaluasi sistem pengamanan kendaraannya. Apalagi, alat GPS yang dipasang
di mobil tersebut sudah rusak sejak lama dan tidak diperbaiki. "Untuk
pengawal juga sebaiknya menggunakan pakaian dinas, ini untuk upaya preventif,"
ujarnya. [153], Sumber Koran: Suara Pembaruan (02 Mei 2013/Kamis, Hal. 12)