Sleman, Tim Sembilan Markas Besar TNI AD mendatangi
Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kelas IIB Cebongan, Kabupaten Sleman, dan Polda DIY,
Rabu (3/4). Namun, tim yang diketuai Wakil Komandan Pusat (Wadanpus) Intelijen,
Kolonel Inf Agus Nedi, itu hanya mencari informasi soal kronologi penyerangan
pada Sabtu (23/3). Tim Sembilan Mabes TNI tiba di LP Cebongan, Rabu (3/4)
sekitar pukul 14.00 WIB.
Di LP Cebongan, tim tersebut disambut Kepala
Bidang Tata Usaha dan Humas LP, Aris Bismo. Kepala LP Cebongan, Sukamto, dan
Kepala Kantor Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia DIY, Rusdiyanto, baru datang
kemudian. Selama hampir dua jam berada di LP Cebongan, Kolonel Inf Agus Nedi menolak membeberkan
penyelidikan yang dilakukannya.
Berdasarkan penuturan Kepala LP Cebongan, Sukamto,
tim tersebut tampak tidak sedang melakukan penyelidikan karena tidak
melangsungkan olah TKP (tempat kejadian perkara). Rombongan itu hanya
berdiskusi soal kronologi kejadian dari beberapa narapidana yang melihat
langsung peristiwa penyerangan. "Saya tidak tahu banyak soal investigasi
mereka. Waktunya juga cukup singkat, dan saya tidak mengikuti semuanya,"
jelas dia.
Sementara itu, di Polda DIY, menurut penuturan
Kepala Bidang Humas Polda DIY, AKBP Anny Pujiastuti, Tim Investigasi TNI hanya
melakukan koordinasi meliputi olah data dan tukar informasi antara pihak TNI
dan Polri. Hasilnya nanti dilaporkan ke Kapolri dan Panglima TNI.
"Pengungkapan" kasus harus didasarkan bukti dan
fakta di lapangan, tidak hanya pada asumsi. Jadi, kami semua sungguh-sungguh,
ya, tidak grusa-grusu (buru-buru)," kata dia.
Sebelumnya, pada pukul 09.00-12.00 WIB, Lembaga Perlindungan
Saksi dan korban (LPSK) juga mendatangi LP IIB Cebongan. Mereka bertemu dengan
15 saksi, baik napi maupun petugas LP yang menjadi saksi penyerangan. Namun,
setelah bertemu, LPSK belum memutuskan bentuk assessment yang akan
diberikan. "Kita belum menentukan bentuk assessmentnya seperti
apa," ungkap Wakil Ketua LPSK, Lies Sulistiani, kepada wartawan.
Sementara itu, Mabes
Polri memastikan ada dua sketsa wajah pelaku penyerangan LP Cebongan yang akan
diumumkan ke masyarakat. Informasi tentang wajah pelaku sudah dimanfaatkan
tim penyidik untuk mencari keberadaan para pelaku. Menurut Karo Penmas Mabes Polri, Brigjend
Pol Boy Rafli Amar, pihaknya sedang menunggu waktu yang tepat untuk
mengumumkan dua sketsa wajah pelaku penyerangan.
Saat ini, penyidik Bareskrim Polri telah
mempersiapkan dua sketsa wajah pelaku penyerangan yang telah menewaskan empat
tahanan Polresta DI Yogyakarta. "Sementara yang dipersiapkan tidak lebih
dari dua (sketsa). Tentu nanti kita serahkan kepada tim penyidik Polri, yang di
bawah pengawasan dari Bapak Kabareskrim. Untuk itu, kita tunggu saatnya bisa
dijelaskan kepada masyarakat. Tetapi informasi-informasi itu juga sudah
dimanfaatkan oleh tim penyelidik kita untuk bekerja," kata Boy.
Tim Independen
DPR direncanakan menggelar rapat konsultasi dengan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkait kasus penyerangan LP Cebongan. Pada
pertemuan tersebut, perihal pembentukan tim investigasi independen akan menjadi
salah satu tema bahasan.
"Pembentukan tim akan jadi perhatian. Pada rapat pimpinan akan
disepakati. Kita akan mengusulkan pada Presiden," kata Wakil Ketua DPR,
Pramono Anung, seusai menerima perwakilan LSM yang tergabung dalam koalisi
Masyarakat Sipil untuk
Penuntasan Kasus Cebongan di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (3/4). Rapat konsultasi
dengan Presiden rencananya dilaksanakan pekan depan.
Juru Bicara Koalisi, Poengky Indarti, mengatakan
penyerangan LP Cebongan, Sleman, merupakan kasus luar biasa sebab para
pelakunya secara sewenang-wenang telah menyerang LP milik negara, membunuh
empat tahanan yang diduga terlibat pembunuhan terhadap Serka Santoso dari
Kopassus Grup II Kandang menjangan, serta melukai dan menciptakan trauma bagi
petugas penjaga LP dan para tahanan lain. Ironisnya, hingga belasan hari
penyerangan tersebut dilakukan, belum ada titik terang pengungkapan kasus. (YK/eko/har/N-1), Sumber: Koran Jakarta
(04 April 2013/Kamis, Hal. 02)