Kamis, 04 April 2013

Penyerangan LP Cebongan_DPR Berencana Gelar Rapat Konsultasi dengan Presiden: Tim investigasi TNI AD Telusuri Kronologi Penembakan

Sleman,     Tim Sembilan Markas Besar TNI AD menda­tangi Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kelas IIB Cebongan, Kabu­paten Sleman, dan Polda DIY, Rabu (3/4). Namun, tim yang diketuai Wakil Komandan Pusat (Wadanpus) Intelijen, Kolonel Inf Agus Nedi, itu hanya men­cari informasi soal kronologi penyerangan pada Sabtu (23/3). Tim Sembilan Mabes TNI tiba di LP Cebongan, Rabu (3/4) sekitar pukul 14.00 WIB.

Di LP Cebongan, tim ter­sebut disambut Kepala Bidang Tata Usaha dan Humas LP, Aris Bismo. Kepala LP Cebongan, Sukamto, dan Kepala Kantor Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia DIY, Rusdiyanto, baru datang kemudian. Selama hampir dua jam berada di LP Ce­bongan, Kolonel Inf Agus Nedi menolak membeberkan penye­lidikan yang dilakukannya.

Berdasarkan penuturan Ke­pala LP Cebongan, Sukamto, tim tersebut tampak tidak sedang melakukan penyelidikan kare­na tidak melangsungkan olah TKP (tempat kejadian perkara). Rombongan itu hanya berdiskusi soal kronologi kejadian dari be­berapa narapidana yang melihat langsung peristiwa penyerangan. "Saya tidak tahu banyak soal in­vestigasi mereka. Waktunya juga cukup singkat, dan saya tidak mengikuti semuanya," jelas dia.

Sementara itu, di Polda DIY, menurut penuturan Kepala Bi­dang Humas Polda DIY, AKBP Anny Pujiastuti, Tim Investigasi TNI hanya melakukan koordi­nasi meliputi olah data dan tu­kar informasi antara pihak TNI dan Polri. Hasilnya nanti dilaporkan ke Kapolri dan Panglima TNI.

"Pengungkapan" kasus ha­rus didasarkan bukti dan fakta di lapangan, tidak hanya pada asumsi. Jadi, kami semua sung­guh-sungguh, ya, tidak grusa-grusu (buru-buru)," kata dia.

Sebelumnya, pada pukul 09.00-12.00 WIB, Lembaga Per­lindungan Saksi dan korban (LPSK) juga mendatangi LP IIB Cebongan. Mereka bertemu dengan 15 saksi, baik napi mau­pun petugas LP yang menja­di saksi penyerangan. Namun, setelah bertemu, LPSK belum memutuskan bentuk assessment yang akan diberikan. "Kita be­lum menentukan bentuk assessmentnya seperti apa," ungkap Wakil Ketua LPSK, Lies Sulistiani, kepada wartawan.

Sementara itu, Mabes Polri memastikan ada dua sketsa wajah pelaku penyerangan LP Cebongan yang akan diumum­kan ke masyarakat. Informasi tentang wajah pelaku sudah di­manfaatkan tim penyidik un­tuk mencari keberadaan para pelaku. Menurut Karo Penmas Mabes Polri, Brigjend Pol Boy Rafli Amar, pihaknya sedang menunggu waktu yang tepat un­tuk mengumumkan dua sketsa wajah pelaku penyerangan.

Saat ini, penyidik Bareskrim Polri telah mempersiapkan dua sketsa wajah pelaku penye­rangan yang telah menewas­kan empat tahanan Polresta DI Yogyakarta. "Sementara yang dipersiapkan tidak lebih dari dua (sketsa). Tentu nanti kita serahkan kepada tim penyidik Polri, yang di bawah pengawas­an dari Bapak Kabareskrim. Un­tuk itu, kita tunggu saatnya bisa dijelaskan kepada masyarakat. Tetapi informasi-informasi itu juga sudah dimanfaatkan oleh tim penyelidik kita untuk be­kerja," kata Boy.

Tim Independen
DPR direncanakan mengge­lar rapat konsultasi dengan Pre­siden Susilo Bambang Yudhoyono terkait kasus penyerangan LP Cebongan. Pada pertemuan tersebut, perihal pembentukan tim investigasi independen akan menjadi salah satu tema bahasan. "Pembentukan tim akan jadi perhatian. Pada rapat pimpinan akan disepakati. Kita akan mengusulkan pada Presi­den," kata Wakil Ketua DPR, Pramono Anung, seusai menerima perwakilan LSM yang tergabung dalam koalisi Masyarakat Sipil untuk Penuntasan Kasus Ce­bongan di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (3/4). Rapat konsultasi de­ngan Presiden rencananya di­laksanakan pekan depan.

Juru Bicara Koalisi, Poengky Indarti, mengatakan penye­rangan LP Cebongan, Sleman, merupakan kasus luar biasa sebab para pelakunya secara sewenang-wenang telah me­nyerang LP milik negara, mem­bunuh empat tahanan yang diduga terlibat pembunuhan terhadap Serka Santoso dari Kopassus Grup II Kandang men­jangan, serta melukai dan menciptakan trauma bagi petugas penjaga LP dan para tahanan lain. Ironisnya, hingga belasan hari penyerangan tersebut di­lakukan, belum ada titik terang pengungkapan kasus. (YK/eko/har/N-1), Sumber: Koran Jakarta (04 April 2013/Kamis, Hal. 02)