Kamis, 11 April 2013

Pangdam Diponegoro yang Baru Minta Doa Restu



Penulis : Kontributor Semarang, Puji Utami | Rabu, 10 April 2013 | 16:13 WIB

SEMARANG, KOMPAS.com - Tarian dan gending Jawa mengiringi upacara tradisi pisah sambut Pangdam IV/Diponegoro di Markas Kodam IV/Diponegoro Semarang, Rabu (10/4/2013). Upacara pisah sambut tersebut dari pejabat lama Mayjen TNI Hardiono Saroso pada pejabat baru Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Sunindyo.

Pada kesempatan itu Mayjen TNI Sunindyo mengatakan akan melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. "Saya sebagai Pangdam IV Diponegoro yang baru mengucapkan terima kasih atas kepercayaan dari pimpinan. Saya akan melaksanakan tugas sebaik-baiknya, sebab itu mohon doa restu pada semuanya," ujarnya.

Ia berharap dengan jabatannya sebagai pangdam bisa berhasil dan memberikan ketentraman bagi masyarakat. Terutama untuk wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah. Ia pun meminta semua komponen masyarakat terlibat dalam keamanan. Saat ditanya apakah merasa terbebani dengan jabatan barunya, Sunindyo mengatakan dirinya justru merasa terhormat. "Kodam memiliki nama yang besar, harus selalu kita junjung kehormatannya," tuturnya.

Pada upacara tersebut juga diserahterimakan sebuah keris dari pangdam baru kepada pangdam lama. Hal itu dimaksudkan sebagai ucapan terima kasih atas pengabdiannya selama ini. Sementara itu, mantan pangdam Mayjen TNI Hardiono Saroso mengatakan apel luar biasa untuk pisah sambut itu sudah menjadi tradisi di Kodam IV/Diponegoro. Ia mengatakan, lepasnya sebagai jabatan pangdam merupakan wujud tanggungjawabnya sebagai pimpinan.

Seperti diketahui, Hardiono dicopot dari jabatan pangdam diduga akibat dari penyerangan oleh 11 anggota Kopassus ke Lapas Cebongan. Awalnya ia menegaskan tidak ada anak buahnya yang terlibat dalam penyerangan itu. Namun akhirnya diketahui pelaku penyerangan merupakan anggota TNI. "Kalau memang itu terjadi, inilah bentuk tanggung jawab saya dan sudah saya sampaikan ke pimpinan," jelas Hardiono.