Penulis : Kontributor Semarang,
Puji Utami | Rabu, 10 April 2013 | 16:13 WIB
SEMARANG, KOMPAS.com - Tarian dan
gending Jawa mengiringi upacara tradisi pisah sambut Pangdam IV/Diponegoro di
Markas Kodam IV/Diponegoro Semarang, Rabu (10/4/2013). Upacara pisah sambut
tersebut dari pejabat lama Mayjen TNI Hardiono Saroso pada pejabat baru Pangdam
IV/Diponegoro Mayjen TNI Sunindyo.
Pada kesempatan itu Mayjen TNI
Sunindyo mengatakan akan melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. "Saya
sebagai Pangdam IV Diponegoro yang baru mengucapkan terima kasih atas
kepercayaan dari pimpinan. Saya akan melaksanakan tugas sebaik-baiknya, sebab
itu mohon doa restu pada semuanya," ujarnya.
Ia berharap dengan jabatannya
sebagai pangdam bisa berhasil dan memberikan ketentraman bagi masyarakat.
Terutama untuk wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah. Ia pun meminta semua
komponen masyarakat terlibat dalam keamanan. Saat ditanya apakah merasa terbebani
dengan jabatan barunya, Sunindyo mengatakan dirinya justru merasa terhormat.
"Kodam memiliki nama yang besar, harus selalu kita junjung
kehormatannya," tuturnya.
Pada upacara tersebut juga
diserahterimakan sebuah keris dari pangdam baru kepada pangdam lama. Hal itu
dimaksudkan sebagai ucapan terima kasih atas pengabdiannya selama ini. Sementara
itu, mantan pangdam Mayjen TNI Hardiono Saroso mengatakan apel luar biasa untuk
pisah sambut itu sudah menjadi tradisi di Kodam IV/Diponegoro. Ia mengatakan, lepasnya
sebagai jabatan pangdam merupakan wujud tanggungjawabnya sebagai pimpinan.
Seperti diketahui, Hardiono
dicopot dari jabatan pangdam diduga akibat dari penyerangan oleh 11 anggota
Kopassus ke Lapas Cebongan. Awalnya ia menegaskan tidak ada anak buahnya yang
terlibat dalam penyerangan itu. Namun akhirnya diketahui pelaku penyerangan
merupakan anggota TNI. "Kalau memang itu terjadi, inilah bentuk tanggung
jawab saya dan sudah saya sampaikan ke pimpinan," jelas Hardiono.