JAKARTA –Sebanyak
16.745 prajurit terlibat dalam latihan gabungan TNI 2013 yang digelar di
wilayah Kalimantan Timur dan Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 15 hingga 29 April.
“Tak hanya itu, sejumlah pesawat tempur milik TNI Angkatan Udara dari berbagai
tipe juga dilibatkan dalam latgab ini,” kata Panglima TNI Laksamana TNI Agus
Suhartono usai membuka Latgab TNI 2013 di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta,
Senin.
Peralatan tempur yang dikerahkan dalam latgab tersebut, yakni dari TNI
AD 14 unit Tank Scorpion, lima unit Tank Stormer APC, dua unit Tank Stormer
Komando, 13 Unit Tank AMX, 21 pucuk meriam, 12 unit helikopter Mi-17, 12
helikopter Bell, dan tiga NBO-105. TNI AL mengerahkan 36 kapal perang (KRI), 17
unit tank amfibi BMP-3F, 33 BTR-50, 6 Kapa K-61, dua unit peluncur rudal
multilaras RM-70/Grad, 7 unit tank angkut personel amfibi LVT-7A1, dua unit
BVP-2, 3 pesawat NC 212, dan lima helikopter. Sedangkan dari TNI AU, lima unit
pesawat Sukhoi SU 27/30, lima pesawat Hawk SPO, lima unit F-16, lima unit Hawk
PBR, 11 pesawat C-130, dua pesawat B-737 intai, dua pesawat NC-212, dua unit
CN-235, 1 unit CN-235 MPA, dua helikopter NAS332/Sa-330 dan empat helikopter
EC-120 Colibri.
Panglima TNI yang
didampingi oleh Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Ida Bagus
Putu Dunia, KSAL Laksamana TNI Marsetio, Wakasad Letjen TNI Moeldoko, Kasum TNI
Marsekal Madya Daryatmo selaku Direktur Latihan dan Kapuspen TNI Laksamana Muda
TNI Iskandar Sitompul mengatakan, strategi militer nasional memiliki peran yang
sangat penting dalam mempertahankan eksistensi bangsa dan negara sebagai
implikasi dari posisi strategis yang dimiliki Indonesia. Oleh karena itu, TNI
dituntut memiliki kemampuan dan kesiapsiagaan operasi yang tinggi. Kesiapan
operasi yang mampu dikerahkan untuk mengatasi ancaman dan gangguan terhadap
lebih dari satu wilayah kontijensi.
“Karenanya, kita
gelar latgab TNI sebagai media untuk mengukur dan menguji latihan satuan yang
dilaksanakan serta mewujudkan kesiapsiagaan interoperabilitas komando gabungan
TNI dalam rangka mencegah, menangkal, dan menghadapi setiap bentuk ancaman yang
timbul di seluruh wilayah NKRI,” jelasnya Ia menjelaskan, dengan mencermati
perkembangan keamanan regional, serta perkembangan militer yang telah berubah
secara dramatis, TNI harus berupaya mengerahkan segala kapasitas dan
intelektualitas untuk menciptakan pendekatan baru yang lebih holistik dalam pelaksanaan
operasi militer melalui pembangunan kemampuan interoperabilitas TNI di masa
depan.
“Kemampuan
interoperabilitas dalam operasi gabungan sebagai pengembangan pemikiran
strategi militer modern, telah menjadi salah satu kata kunci guna memperbesar
momentum suatu operasi TNI. Baik pada
perspektif strategis operasional maupun taktis,” ucap Agus. Latgab tersebut
merupakan latihan puncak yang dilaksanakan TNI sebagai tindak lanjut dari
latihan secara terencana, terpadu, bertingkat, dan berlanjut masing-masing
matra. Serta latihan TNI tingkat brigade yang telah dilaksanakan tahun 2012
lalu. Tujuan latgab selain untuk meningkatkan profesionalisme prajurit TNI
dalam melaksanakan operasi militer gabungan juga untuk meningkatkan dan menguji
kemampuan prajurit dan satuan TNI dalam merencanakan, melaksanakan dan
mengendalikan mekanisme Operasi Gabungan secara tepat guna.
Adapun sasaran umum
pelaksanaan Latgab TNI meliputi aspek strategis, aspek operasional, aspek
statis, teknis, prosedur dan aspek psikologis. Aspek strategis yaitu
terwujudnya konsep strategis penangkalan dan penindakan dalam strategi militer
untuk memenangkan perang terhadap niat negara tertentu yang ingin menggangu
kedaulatan dan keutuhan nasional.
Materi latihan yang
dikembangkan adalah proses dan mekanisme pengambilan keputusan militer, proses
dan mekanisme pengecekan gelar kesiapan dan latihan pendahuluan serta komando
pengendalian kampanye militer dan operasi gabungan TNI. Latihan tingkat divisi
ini sekaligus sebagai kampanye militer yang di dalamnya terdapat operasi
dukungan udara atau pengintai udara, operasi intelijen taktis, operasi pasukan
khusus. www.solopos.com