Jumat, 19 April 2013

Kerabat Bacakan Puisi bagi Korban Penganiayaan Oknum TNI



Penulis : Kontributor Magelang, Ika Fitriana | Kamis, 18 April 2013 | 20:50 WIB

MAGELANG, KOMPAS.com - Puluhan kerabat dan keluarga almarhum Wibowo, korban penganiayaan yang diduga dilakukan oknum TNI menggelar aksi solidaritas di depan markas Detasemen Polisi Militer IV/2 Subdenpom IV/2-1 Kodam IV/Diponegoro Magelang, Kamis (18/4/2013). Mereka menuntut agar kasus tersebut segera terungkap.

Di bawah guyuran hujan, mereka berkumpul di Alun-alun Kota Magelang lantas berjalan kaki menuju Markas Denpom yang berjarak sekitar 500 meter dari alun-alun. Dengan berpakaian serba hitam, mereka menabur bunga di sepanjang perjalanan sambil membawa foto Wibowo semasa hidup.

Sejatinya mereka akan menggelar aksi di halaman dalam Markas Denpom, namun belum sampai masuk, penjaga piket sudah meminta mereka berpindah ke depan markas atau di pinggir jalan raya. Tepat di depan pagar markas, massa kemudian menggelar kain hitam-putih dan memasang foto Wibowo semasa hidup. Selain itu massa juga memajang foto-foto korban dalam kondisi penuh luka lebam.

Salah satu sahabat korban, Gepeng Nugroho mengungkapkan rasa penyesalannya atas peristiwa tragis yang menimpa Wibowo. Ia dan seluruh kerabat merasa terpukul dan sakit hati.

"Kedatangan kami di sini hanya untuk mengingatkan Denpom agar menegakkan hukum dengan benar dan seadil-adilnya. Serta mengungkap dengan terbuka terutama kepada pihak keluarga," ujar Gepeng dalam orasinya.

Sebagai sahabat, Gepeng menyatakan tidak mungkin Wibowo mengintip seperti yang dituduhkan para pengeroyoknya. Karena menurut mereka, almarhum adalah sosok yang baik.

Selain orasi, kerabat korban lainnya, Freddy juga memembacakan sebuah puisi di depan massa dan para aparat baik Polri maupun TNI yang mengamankan jalannya aksi tersebut. Sebuah puisi berjudul "Gugatan untuk Bowo" karya seminam Kota Magelang, Adhang Legowo, dibacakannya dengan penuh penghayatan.

Hingga tampak raut muka kesedihan para peserta, termasuk istri Wibowo bernama Niken pun terlihat tak kuasa menahan air mata.

Seusai beraksi, massa kemudian menyerahkan foto Wibowo kepada salah satu petugas jaga markas Denpom. "Foto ini sebagai pengingat bahwa kasus ini harus diusut hingga tuntas. Bukan sekedar formalitas belaka atau hanya disimpan," kata Gepeng. Salah satu petugas piket Denpom itu pun menerima foto almarhum Wibowo sambil mengatakan akan tetap memproses kasus ini.

Niken, istri almarhum Wibowo menuturkan bahwa dirinya telah dimintai keterangan sebagai saksi oleh penyidik Denpom, Selasa (16/4/2013), dan telah menandatangani berita acara pemeriksaan (BAP) pada Rabu (17/4/2013). Niken mengaku dicecar 24 pertanyaan seputar biodata suami dan kronologi kejadian.

"Saya ceritakan semuanya, tentang suami saya. Saya juga menceritakan kronologi kejadian seperti yang dikatakan suami saya sebelum meninggal," tutur Niken seusai aksi. Dari penyidik, kata Niken, dia mengetahui bahwa pelaku penganiayaan suaminya itu berjumlah 24 orang.

Diberitakan sebelumnya, Wibowo (41), warga Kampung Sanggrahan Wates Kota Magelang diduga tewas akibat dikeroyok oleh sejumlah oknum TNI. Pengeroyokan tersebut terjadi karena Wibowo dianggap sering mengintip siswi-siswi SMK Kesdam yang sedang mandi di asrama Rumah Sakit Tentara (RST) dr Soedjono, Jumat (12/4/2013).