Kamis, 11 April 2013

Ini Alasan Eks Pangdam Diponegoro Ngotot TNI Tak Serang LP Cebongan



Rabu, 10/04/2013 13:06 WIB

Semarang - Beberapa jam setelah penyerangan LP Cebongan Sleman pada 23 Maret, Mayjen Hardiono Saroso yang kala itu menjabat Pangdam Diponegoro ngotot TNI tak terlibat. Namun akhirnya berdasarkan hasil tim investigasi TNI AD terkuak bahwa pelaku adalah 11 oknum anggota Kopassus. Apa alasan Hardiono ngotot saat itu?

"Saat kejadian, saya sedang apel komandan satuan. Oke? Saya bisa langsung cek semua satuan," kata Hardiono usai lepas sambut jabatan di Makodam IV Diponegoro, Jalan Perintis Kemerdekaan, Semarang, Rabu (10/4/2013). Saat LP Cebongan diserang, Sabtu (23/3/2013), Hardiono tengah berada di Magelang. Ia memimpin apel di Lapangan Rindam. Berbagai kesatuan hadir.

Hardiono yang berbaju loreng dan berbaret hijau ini menyatakan, jika akhirnya terbukti bahwa pernyataannya terbantahkan, maka semua menjadi tanggung jawabnya. Ia melaporkan ke KSAD dan menyatakan siap bertanggung jawab. "Itu bentuk tanggung jawab saya sebagai Pangdam, sebagai Komandan Garnisun. Gitu!" tegasnya.

Jendral berkumis tebal ini menjelaskan, tugas Pangdam cukup banyak. Sebagai Panglima, ia melakukan pembinaan satuan dan penyiapan SDM yang profesional. Dia juga bertugas sebagai panglima komando operasi manakala ada operasi di daerahnya dan panglima daerah. "Yang keempat nih, dia sekaligus komandan Garnisun, yang bertanggung jawab atas satuan organik dan non organik. Darat, laut, dan udara. Oke?" tandasnya.

Hardiono resmi menanggalkan jabatannya sebagai Pangdam dan dimutasi sebagai staf KSAD, Senin (8/4/2013). Upacara serah terima jabatan dilakukan di Mabes TNI AD Jakarta. Pengganti Hardiono adalah Mayor Jenderal TNI Sunindyo. Selain mengikuti lepas sambut, Hardiono beramah tamah dengan personel Kodam dan penggantinya. Sumber : www.detik.com