Jakarta, Anggota
Komando Pasukan Khusus yang terlibat penyerangan ke Lembaga Pemasyarakatan
Cebongan, Sleman, sudah berupaya menghilangkanjejak. Kamera pantau (closed circuit
television/CCTV) penjara mereka buang ke Sungai Bengawan Solo. Barang bukti
tersebut menyimpan rekaman gerak-gerik mereka saat menghabisi empat tahanan
pada Sabtu dinihari dua pekan lalu itu.
"Ini
pengakuan dari pelaku yang disampaikan kepada tim investigasi," ujar
Ketua Tim Investigasi TNI Angkatan Darat Brigadir Jenderal Unggul
K. Yudhoyono dalam keterangan pers kemarin. Ada dua
komputer penyimpan data CCTV yang diambil. "Salah satunya ada yang
dibakar."
Unggul
mengatakan, saat penyerang penjara Sleman bergerak, ada dua anggota Kopassus
dari Kandang Menjangan, Kartasura, berusaha mencegah dengan mengejar
menggunakan Daihatsu Feroza. Namun, upaya itu gagal. Para pelaku bergerak
cepat sambil menghimpun informasi lokasi sasaran. "Mereka dapat informasi
sambil jalan, ada yang melihat iring-iringan pengawalan ketat menuju
Cebongan," ujar Unggul.
Tim
ini dibentuk lima hari setelah penyerangan, tepatnya Kamis, 28 Maret. Kepala
Staf TNI AD Pramono Edhie Wibowo kemudian mengumumkan ada keterlibatan tentara
dalam kasus ini. Tim melakukan penyelidikan ke Komando Resor Militer Yogyakarta
dan ke Markas
Kopassus Kandang Menjangan, Kartasura. Sebanyak 25 orang dimintai keterangan,
termasuk pelaku yang mengakui perbuatannya.
Dari
Markas Grup II Kopassus Kandang Menjangan belum bisa didapatkan konfirmasi
ihwal keterangan dari Tim Investigasi TNI Angkatan Darat. Ketika Tempo hendak menemui Komandan
Grup II Kopassus Kandang Menjangan Letnan Kolonel Infanteri Maruli Simanjuntak,
dia tidak berada di tempat. "Komandan masih berada di Jakarta," ujar
salah satu petugas berseragam Provost yang berjaga di pos depan Kandang
Menjangan.
Panglima
Kodam IV Diponegoro Mayor Jenderal Hardiono Saroso hingga kemarin belum
memberi penjelasan. Sebelumnya, Hardiono dengan tegas membantah dugaan
keterlibatan Kopassus dalam penyerangan penjara Sleman. Bahkan dia memastikan
tidak ada
anggota TNI Angkatan Darat ikut dalam penyerbuan yang menewaskan empat orang
tahanan itu.
Kepala Rumah Tangga Rumah Dinas Panglima, Sersan
Mayor Suprapto, mengatakan Jenderal Hardiono hanya melayani urusan dinas di
kantor. "Panglima sedang istirahat," kata Suprapto kemarin. Tempo mencoba menghubungi
Kepala Penerangan Kodam IV Diponegoro Kolonel Infanteri Widodo Raharjo. Dia
hanya member komentar
singkat, "Ga ada tanggapan," ujar dia. (ANANDA BADUDU | AHM AD RAFIQ | SOHIRIN | SUKMA), Sumber: Koran Tempo
(05 April 2013/Jumat, Hal. 02)