Senin, 08 April 2013

TNI & Polri Jangan Rebutan "Bekingi" Bisnis Haram



Sabtu, 06 April 2013 15:58 wib

JAKARTA - Komisi III DPR mengapresiasi pencopotan Pangdam IV Diponegoro, Mayor Jenderal (Mayjen) dan Kapolda DIY Brigjen Pol Sabar Rahardjo, beberapa pekan setelah insiden penyerangan yang menewaskan empat tahanan LP Cebongan, Sleman, Yogyakarta.

Anggota Komisi Hukum dari Fraksi PDI Perjuangan, Eva Kusuma Sundari mengatakan, pergantian pimpinan di tubuh TNI AD itu diharapkan dapat memberantas perilaku premanisme sekaligus menuntaskan kasus penyerangan LP Cebongan, Sleman, Yogyakarta, Jawa Tengah.

"Saya menyambut gembira penggantian Kapolda yang dibarengi dengan penggantian Pangdam, sehingga penggantian bisa untuk menuntaskan kasus penyerangan LP Cebongan," kata Eva saat berbincang dengan Okezone, Sabtu (6/4/2013).

Eva menambahkan, penggantian menyeluruh juga penting untuk pembenahan struktural, dalam hal ini pemberantasan premanisme, khususnya di Yogyakarta. Untuk selanjutnya bisa dilakukan menyeluruh kerjasama pihak-pihak keamanan di luar Polri. "Dari rangkaian kejadian dan gambar besar kejadian (penyerangan) LP Cebongan, kan bukan peristiwa tunggal," sambung Eva.

Aksi premanisme, kata Eva, bisa hidup karena adanya pembiaran aktif oleh negara. Sebagai contoh, adanya keterlibatan oknum angkatan dari oknum-oknum aparat, sehingga tidak bisa ditangani satu sisi oleh Polri saja.

"Pengamanan cafe-cafe dan tempat hiburan lain yang disinyalir menjadi pusat peredaran narkoba lalu jadi rebutan oknum-oknum aparat beda angkatan, kan memprihatinkan dan harus segera diakhiri," tuturnya.

Eva berharap rotasi di tubuh institusi Polri dan TNI berorientasi ke arah pembenahan keterlibatan oknum-oknum aparat keamanan dari bisnis ilegal. "Jika tidak, maka premanisme tidak akan bisa diberantas tuntas karena premanisme hidup dari illegal business yang berjalannya mendapat dukungan pengamanan oknum-oknum aparat keamanan," pungkasnya. Sumber : www.okezone.com