Kamis, 11 April 2013

Tiga Jenderal Bintang Tiga Paling Berpeluang



JAKARTA-Jabatan KSAD Jenderal Pramono Edhie Wibowo dipastikan ber­akhir bulan ini Tanggal 5 Mei nanti, adik ipar Presiden SBY itu akan memasuki masa pensiun. Otomatis, penggantinya berpelu­ang menjadi calon Panglima baru.

Dari bursa calon KSAD, tiga nama dise­but-sebut berpeluang menggantikan Pra­mono. Yakni, Letjen TNI Moeldoko, Letjen TNI Gatot Nurmantyo, dan Letjen TNI M. Munir. "Moeldoko diketahui sebagai Jenderal akademisi ini seimbang dengan KSAL yang Doktor cumlaude dan KSAU yang juga orang pendidikan. Sedangkan Munir dan Gatot, keduanya lulusan terbaik dan memiliki pengalaman yang mumpuni. Tapi semua kan tergantung presiden," kata Susaningtyas Nefo Kertopati, anggota Komisi I DPR kemarin.

Letjen TNI Moeldoko saat ini menjabat sebagai Wakil Kepala Staf TNI AD (Wakasad), Letjen TNI Gatot Nurmantyo (Koman­dan Kodiklat) dan Letjen TNI M Munir menjabat Pangkostrad (Panglima Komando Cadangan Strategis). Tiga nama lainnya yang berpangkat bintang tiga, yakni Letjen Budiman (Sekjen Kementerian Pertaha­nan), Letjen TNI Langgeng Sulistyono (Se­kretaris Menko Polhukam), dan Letjen TNI Andi Geerhan Lantara.

Moeldoko pernah menjabat di Kostrad juga sebagai Panglima Divisi. Sedangkan Gatot Nurmantyo berpengalaman sebagai Pangdam V Brawijaya Jawa Timur.

Susaningtyas yang juga doktor di bidang komunikasi intelijen itu menyebut, siapapun KSAD yang baru harus punya keterampilan berkomunikasi. "Dekat dengan prajuritnya juga harus dekat dengan rakyat," katanya.

KSAD juga dituntut mampu melakukan pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan meningkatkan kesejahteraan prajurit. Selain itu hubungan antarinstitusi juga harus dibenahi. "Karena sekarang bu­kan jamannya perang otot. Perang urat syaraf menuntut seseorang memiliki ke­mampuan pikir yg tajam," kata Nuning sa­paan Susaningtyas.

Direktur Lembaga Studi Pertahanan dan Strategi Indonesia Rizal Darmaputer me­nilai bursa KSAD akan memanas karena potensinya menjadi Panglima TNI besar. "Tradisi TNI AD untuk KSAD selalu seru dan menarik untuk dicermati," katanya.

Walaupun TNI sudah tidak lagi berpolitik praktis, namun kata Rizal, posisi KSAD bisa sangat strategis. "Memang netral, tapi se­cara kultural, KSAD memang selalu dekat dengan kekuasaan," kata alumni IDSS Jenewa itu.

Di bagian lain, Mabes Polri enggan men­gomentari maraknya bursa calon Kapolri pengganti Timur Pradopo yang pensiunnya akan diajukan Agustus nanti. Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Kabiropenmas)

Mabes Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, belum mengetahui kabar tersebut. "Sampai hari ini Mabes Polri be­lum medapat informasi pergantian Kapolri. Kalau kita melihat pensiun Kapolri di Januari 2014," ungkap Boy di kantornya kemarin (10/04).

Dia menambahkan, kalau ada rencana lain terkait pergantian Kapolri, pihaknya masih belum mendapat informasi secara resmi.

Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta Sanusi Pane melihat sikap dingin Mabes Polri itu untuk meredam spekulasi perang dukungan antar bintang di kepoli­sian. "Tapi publik dapat merasakan kalau kompetisi itu ada," katanya.

Penulis buku Jangan Bosan Kritik Polri itu mengingatkan, bahwa Kapolri adalah jaba­tan yang sangat strategis. "Karena itu ama­nah, tidak selayaknya ditumpangi kepen­tingan-kepentingan lain di luar tugas negara/'katanya. Sumber : Indo Pos hal.8, 11/04/13