Senin, 08 April 2013, 17:57 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --
Presiden SBY meminta para pimpinan di TNI dan Polri lebih peka terhadap situasi
yang dihadapi. SBY meminta para petinggi lebih dekat dengan anak buah, sensitif
pada keganjilan, sehingga kemungkinan bentrokan bisa cegah.
Pernyataan itu disampaikan SBY
menyusul rencana pergantian Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono dan Kapolri
Jenderal Timur Pradopo pada Agustus atau September.
Dikutip dari laman resmi
Sekretariat Kabinet, Setkab.go.id, Senin (8/4), rencana itu dikatakan Presiden
saat diwawancarai majalah Tempo di Wisma Negara, Jakarta, Jumat (5/4), untuk
edisi 8-14 April.
"Panglima TNI akan memasuki
masa pensiun. Kapolri sebenarnya sampai Januari tahun depan. Tapi karena
Kapolri memiliki tugas penting berkaitan dengan Pemilu 2014, justru
penggantiannya tidak bisa mendekati tahun itu," kata Presiden.
Presiden menyebutkan, Panglima
TNI diganti karena faktor usia. Untuk Kapolri, perlu figur baru yang cakap dan
bisa menjalankan tugas. Tidak hanya mengamankan Pemilu 2014, tapi juga
mengatasi berbagai gangguan keamanan.
Terkait masih sering terjadi
konflik antarprajurit TNI - Polri, Presiden mengingatkan bahwa kejadian seperti
itu sepanjang ada TNI- Polri. Bahkan sekian tahun lalu, lebih dahsyat lagi.
"Saya sebenarnya melihat
kedekatan antara Panglima TNI dan Kapolri, antara Pangdam dan Kapolda. Tapi
yang justru sering saya lihat adalah pada tingkat komandan lapangan,"
sebut SBY.