Penulis : Fabian Januarius Kuwado | Selasa,
16 April 2013 | 15:24 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua DPR Priyo
Budi Santoso melontarkan kritik tajam kepada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia.
Menurut Priyo, Komnas HAM hanya menyoroti pelanggaran HAM yang dilakukan TNI,
tetapi abai pada pelanggaran HAM yang dilakukan preman.
"Jangan tajam untuk menindak para
prajurit-prajurit muda, tetapi tumpul terhadap orang-orang yang justru
meresahkan masyarakat. Ini yang tidak benar," kata Priyo seusai mengikuti
perayaan Hari Ulang Tahun ke-61 Komando Pasukan Khusus TNI di Gedung Balai
Komando Kopassus, Jakarta Timur, Selasa (16/4/2013) siang.
Oleh sebab itu, kata Priyo, Komnas HAM harus
berlaku adil terhadap seluruh pihak yang diduga melakukan pelanggaran HAM,
tanpa kecuali. Politisi Partai Golkar tersebut mengatakan, penyerangan dan
pembunuhan empat tahanan Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta, memang tak bisa
dibenarkan secara hukum. Namun, ia berpendapat bahwa hal yang perlu diluruskan
adalah latar belakang para prajurit melakukan pelanggaran, yakni aktivitas
premanisme yang tak terbendung.
Menurut Priyo, secara moral, prajurit
Kopassus itu telah menjawab kegusaran masyarakat Yogyakarta dalam pemberantasan
premanisme di sana. Melihat hal tersebut, Priyo mengajak semua elemen
masyarakat memberikan respek tinggi terhadap 11 prajurit muda Kopassus
tersebut.
"Mereka bertindak salah, iya. Namun, mereka
telah melakukan langkah yang diyakini secara moral itu benar. Karena itu, saya
meminta kita semua harus adil dan semua pihak," ujar Priyo.
Investigasi TNI AD menyebutkan bahwa 11
anggota pasukan elite Kopassus menyerang Lapas Cebongan, Sabtu (23/3/2013).
Penyerangan dengan menggunakan 6 senjata api dan replika itu menewaskan 4
tahanan bernama Gameliel Yermiyanto Rohi Riwu, Adrianus Candra Galaja, Hendrik
Angel Sahetapi alias Deki, dan Yohanes Juan Manbait.
Penyerangan itu dilakukan dengan latar belakang
jiwa korsa yang kuat terkait pembunuhan Serka Heru Santoso di Hugo's Cafe.
Namun, sejak hasil investigasi disampaikan ke publik, TNI belum mengungkap
identitas 11 orang prajurit tersebut. Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana
Muda Iskandar Sitompul berdalih 11 prajurit tersebut dalam penyelidikan
internal TNI. Editor :Laksono Hari W