Senin, 08 April 2013

Mayjen TNI Hardiono Saroso Baru 9 Bulan Menjabat Pangdam IV/Diponegoro



Sabtu, 06/04/2013 20:50 WIB

Semarang - Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Hardiono Saroso menjadi perbincangan publik lantaran pernyataannya yang membantah keterlibatan anggotanya terlibat dalam penyerangan LP Cebongan, Sleman, Yogyakarta. Namun setelah hasil investigasi menyebutkan pelaku adalah anggota Kopassus, Hardiono dimutasi.

Mayjen TNI Hardiono Saroso baru 9 bulan menjabat sebagai Pangdam IV/Diponegoro. Serah terima jabatan dilakukan Juli tahun 2012 lalu. Hardiono menggantikan Mayjen TNI Mulhim Asyrof yang memasuki masa pensiun.

Sebelum menjabat sebagai Pangdam IV/Diponegoro, Mayjen TNI Hardiono Saroso bertugas sebagai Asisten Operasional (Asops) Kepala Staf Angkatan Darat. Pria yang lulus dari akademi militer pada tahun 1981 ini juga pernah menjabat sebagai Kasdam IV/Diponegoro pada tahun 2010.

Setelah delapan bulan menjabat, terjadi peristiwa penembakan di LP Cebongan tanggal 23 Maret yang menewaskan empat tahanan. Beberapa jam setelah kejadian, Pangdam IV/Diponegoro mendampingi Menkum HAM dan menyatakan kelompok terlatih seperti yang terjadi dalam peristiwa itu belum tentu dilakukan oleh aparat. "Aksi terlatih itu relatif, semua orang ya terlatih," kata pria yang pernah menjadi kepala operasi militer di daerah Manatuto dan Lospalos tahun 1983 hingga tahun 1985 itu.

Ia juga membantah senjata yang digunakan pelaku bukan berasal dari kesatuannya. "Organik kita maupun nonorganik, dan saya bertanggungjawab penuh semua yang ada di Kodam," tegasnya usai upacara penutupan pendidikan Secaba di Magelang tanggal 23 Maret lalu.
Pada pernyataan tim investigasi yang menangani kasus tersebut ternyata disebutkan pelaku adalah oknum anggota TNI AD dari Grup 2 Kopassus Kandang Menjangan Kartasura.

"Secara ksatria dan dilandasi kejujuran yang tinggi serta bertanggung jawab serangan ke Lapas pada 23 maret 2013, pukul 00.15 WIB, diakui oleh oknum anggota TNI AD yang mengakibatkan 4 tahanan preman tewas," kata Ketua Tim Investigasi Wadan Puspom AD Brigjen TNI Unggul K Yudhoyono saat jumpa pers di kantor Dispen TNI AD, Jalan Abdul Rahman Saleh, Jakarta Pusat, Kamis (4/4/2013).

Dua hari setelah pengumuman hasil investigasi, dikabarkan Mayjen TNI Hardiono Saroso dimutasi menjadi staf KSAD di Mabes AD. Meski demikian Kadispenad, Brigjen TNI Rukman Ahmad mengatakan hal itu tidak ada kaitannya dengan penyerangan LP Cebongan dan bukan merupakan penurunan jabatan. "Nggak turun jabatan kan masih Mayjen, itu evaluasi," ucapnya.

Sejak memberikan komentar terkait peristiwa penembakan di LP Cebongan hingga hari ini, Hardiono belum bisa dimintai konfirmasi. Ia juga tidak menghadiri acara ulang tahun ke-60 Batalyon Inf 400/Rider di Semarang 25 Maret lalu.

Saat hendak dikonfirmasi di rumah dinasnya di Jl Taman Diponegoro, Semarang, ternyata ia juga tidak berada di tempat. Kapendam IV/Diponegoro Kolonel Inf Widodo Raharjo mengatakan sang Panglima sedang berada di Jakarta.

"Maaf belum bisa wawancara, Pangdam berangkat ke Jakarta, dan tidak boleh mengambil gambar kediaman Pangdam. Saya harap dimaklumi, Pak. Tks," katanya lewat pesan singkat. Diketahui, hari Jumat (5/4) kemarin, Pangdam sempat memimpin rapat terkait persiapan pengiriman pasukan Batalyon 410 ke daerah rawan bersama Kasdam. Mutasi resmi Mayjen TNI Hardiono rencananya akan dilakukan hari Senin (8/4) di Jakarta. Sumber : www.detik.com