Sikap ksatria prajurit
Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dalam kasus penyerangan LP Cebongan
Yogyakarta bakai menaikkan pamor Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal
Pramono Edhie Wibowo. Dia dinilai punya modal untuk nyapres 2014.
Ketua
Setara Institute Hendardi menganggap, sikap TNI AD yang terbuka di kasus LP
Cebongan itu memiliki motif tersembunyi. "Mereka ingin menunjukkan citra
diri, membersihkan diri menunjukkan bahwa militer sudah reformis. Oleh karena
itu mereka mengumumkan hal ini," cetus Hendardi saat dijumpai di Kantor
KontraS.
Bahkan,
tokoh LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) yang dikenal dekat dengan Amerika ini
menganggap pembentukan tim investigasi TNI AD oleh KSAD hanyalah pencitraan.
Ia menilai tim itu ingin menonjolkan citra bersih Jenderal Pramono Edhie yang
sebentar lagi masuki masa pensiun.
"Dia
(Pramono) ingin gunakan ini sebagai jalan keluar yang terbaik yang menunjukkan
KSAD masih orang bersih. KSAD dapat insentif politik dari kasus
ini apalagi dia disebut-sebut bakal maju di 2014," tambahnya.
Mendengar
tudingan itu, politisi Partai Demokrat Ramadhan Pohan menganggap, terlalu naif
jika menganggap keberhasilan KSAD menuntaskan kasus Cebongan ini sebagai
upaya pencitraannya menuju Pilpres 2014.
"Pak
Pramono itu tipikal jenderal yang manusiawi. Beliau tidak pernah cawe-cawe dalam
dunia politik. Pak Pramono pernah menjadi ajudan Ibu Mega dan dia sangat profesional.
Dia bukan jenderal politik. Pak Pramono itu karakternya bukan orang main-main
dan asal-asalan. Dan perlu dicatat, dia orangnya tidak over acting dan
ambisius," bela Ramadhan saat berbincang dengan Rakyat Merdeka.
Dia
menegaskan, keberhasilan korps Pramono Edhie mengungkap kasus Lapas Cebongan
murni hasil kerja keras. "Jadi jika ada dugaan di luar itu hanyalah upaya
dari lawan politik saja yang ingin membelokkan prestasi Jenderal Pramono
Edhie," timpal dia.
Tetapi jika ada manfaat positif dari keberhasilan pengungkapan
itu wajar saja.
"Namanya politik, meski Pak Pramono tak ambisius dan tak pernah bicara
capres, kami yang melihat ada potensi pada beliau," ujarnya.
Wakil
Ketua Komisi I DPR ini juga mengatakan, selain isu pencitraan, ada juga isu
lain yang menyudutkan Pramono. Adik ipar Presiden SBY ini dianggap mengakhiri
karir militernya pada Mei bulan depan secara pahit hanya karena insiden penyerangan
Lapas. "Ini kan kasuistis dan yang terlibat itu oknum. Ada sajalah yang
mengaitkan ini ke institusinya dan menganggap kepemimpinan beliau
buruk," ujarnya.
Sementara
itu, Wakil Ketua Fraksi PPP Ahmad Yani berharap pengungkapan kasus LP Cebongan
harus benar-benar di dalam track penegakan
hukum. Dia mengingatkan apresiasi publik yang luar biasa terhadap kinerja TNI
AD akan, sia-sia jika pengungkapan insiden LP Cebongan hanya untuk kepentingan politik
jangka pendek. "Ingat sekarang tahun politik. Jangan sampa'i upaya TNI AD
untuk kepentingan jangka pendek," ingatnya.
Anggota
Komisi I DPR Susaningtyas Kertopati, menilai soal pembuktian apakah kasus
LP Cebongan bagian dari politik pencitraan atau bukan berpulang dari proses
penanganan yang dilakukan Jenderal Pramono Edhie. "Saya hanya berharap
apa yang dilakukan TNI AD adalah tulus dan profesional," pintanya.
Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso, menilai wajar
jika Jenderal Pramono Edhie mendapat citra positif atas hasil temuan Tim
Investigasi TNI AD terkait kasus LP Cebongan. "Jika Pramono Edhie akan
mendapatkan hal positif, saya kira itu layak," kata Priyo. (FAQ), Sumber Koran: Rakyat Merdeka (08 April 2013/Senin, Hal. 12)