Senin, 15 April 2013

Calon KSAD Sudah Siap_Butuh Figur Terbuka, Tak Langgar HAM



Jakarta,    Nama calon pengganti Jenderal Pramono Edhie Wibowo sudah disiapkan oieh Mabes TNI Angkatan Darat. Karena pergantian tinggal hitungan minggu, nama itu sudah dalam tahap akhir pengusulan. Nantinya, presiden tinggal memutuskan siapa dari nama-nama yang diusulkan co­cok untuk menjabat KSAD.

"Tentu Bapak KSAD sudah mempunyai nama-nama yang akan disampaikan ke­pada Bapak Presiden," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen Rukman Ahmad kemarin (13/04). Namun, Rukman mengaku belum mengetahui siapa saja yang akan diajukan ke Presiden.

Alumni US Naval War of College itu memas­tikan pergantian KSAD akan tepat waktu. "Tentu Bapak Presiden mempunyai hak prerogratif dan pertimbangan tersendiri," katanya.

Pramono Edhie Wibowo akan meletakkan jabatan sebagai KSAD bulan depan. Pramono lahir di magelang 5 Mei 1955. Itu berarti sesuai UU TNI, bulan depan dia me­masuki masa pensiun (58 tahun). Sesuai tradisi TNI, biasanya jabatan akan dibulat­kan hingga akhir bulan.

Di kalangan pengamat militer bursa KSAD terus menjadi perbincangan. Terutama, soal karakter ideal pimpinan pertama di tubuh Angkatan Darat. Apalagi, setelah peristiwa Cebongan yang dilakukan oleh 11 anggota Kopassus, pasukan elit TNI AD.

Direktur Program Imparsial Al Araf me­ngatakan, dalam hal track record, presiden harus mengevaluasi, apakah di masa lalu, seorang calon KSAD terlibat dalam kasus HAM. Hal ini diperlukan untuk memasti­kan ke depannya calon KSAD dapat mem­berikan perlindungan HAM.

"Memang Komnas HAM dan KPK tidak memiliki wewenang dalam memberikan masuk­an dalam pemilihan Kasad, tapi mengenai masalah HAM dan korupsi, hal ini dapat di­sampaikan ke presiden," kata Al Araf.

Selain kedua syarat di atas, KSAD yang baru, lanjut Al Araf, harus terbuka terhadap publik, dan mau berkomunikasi terhadap publik. "Menurut saya seorang pemimpin, KSAD ti­dak boleh berjarak dan jauh dari kritik public," ujar dosen Universitas Pertahanan ini.

Beberapa nama calon KSAD misalnya Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Letjen Moeldoko, Panglima Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen M. Munir, Sekjen Wantanas Letjen Waris, Sekjen Kemenhan Letjen Budiman, Letjen Geerhan Lantara, dan Dan Kodiklat TNI Letjen Gatot Nurmantyo.

Nama yang mengerucut, dari sisi usia , tinggal tiga, yakni Letjen Moeldoko, Letjen M Munir, dan Letjen Gatot Nurmantyo. Moeldoko dikenal sebagai jenderal lapangan yang tangguh dan besar di Kostrad. Munir, pernah menjadi sekretaris pribadi presiden sedangkan gatot dikenal sebagai ahli stra­tegi, pernah menjadi gubernur Akademi Militer dan Pangdam V Brawijaya. (rdl), Sumber Koran: Indo Pos (15 April 2013/Senin, Hal. 08)