Jumat, 13 Desember 2013, SURABAYA (Suara Karya): Tenaga Pengkaji Bidang Ketahanan Nasional Lembaga Ketahanan Nasional Mayor Jenderal TNI Nasir Majid mengatakan, penanaman nilai-nilai dan wawasan kebangsaan merupakan hal yang sangat krusial, sehingga harus ditanamkan sejak dini kepada generasi penerus bangsa.
Nasir Majid yang ditemui usai acara Dialog Kebangsaan di Wisma Jos Soedarso, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (12/12), mengatakan, bangsa Indonesia sebenarnya sejak lama telah memiliki nilai-nilai dan wawasan kebangsaan yang kuat, tetapi saat ini terjadi penurunan di kalangan masyarakat akibat maraknya pengaruh global.
"Kita terlena dengan masuknya pengaruh global sehingga akhirnya muncul berbagai persoalan yang mengikis wawasan kebangsaan kita," katanya dalam dialog yang diikuti tokoh masyarakat dan agama, pejuang veteran, organisasi kemasyarakatan, dan mahasiswa.
Menurut ia, bangsa Indonesia tidak bisa menolak masuknya pengaruh global dalam berbagai sendi kehidupan, tetapi masyarakat harus memiliki pegangan yang kuat untuk mencegah dampak negatifnya. Ia menegaskan ada empat nilai kebangsaan yang menjadi pedoman berbangsa dan bernegara, yakni Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika. "Kalau itu dipegang dan dijalankan, maka cita-cita luhur dari para pendiri bangsa akan terwujud," tegasnya.
Nasir Majid menyatakan cukup prihatin dengan berbagai kondisi kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia saat ini, seperti aksi tawuran pelajar, konflik bernuasa SARA (suku, agama, ras dan antar-golongan), dan kerusuhan di sejumlah tempat.
"Seharusnya kita menempatkan kehidupan berbangsa dan bernegara di atas segalanya, bukan atas kepentingan golongan atau kelompok. Oleh karena itu, Lemhannas memandang pentingnya sosialisasi dan penanaman nilai-nilai kebangsaan di seluruh lapisan masyarakat," katanya seperti dikutip Antara.
Tidak hanya generasi muda sebagai calon pemimpin masa depan, lanjut Nasir Majid, tetapi tokoh atau pemimpin bangsa, penggiat partai politik, tokoh masyarakat dan agama harus kembali diingatkan masalah wawasan kebangsaannya.
Terkait generasi muda, ia menambahkan bahwa Lemhannas telah menjalin kerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta kalangan perguruan tinggi untuk memasukkan wawasan kebangsaan sebagai salah satu kurikulum pendidikan.
"Jadi, persoalan kebangsaan ini harus ditanamkan sejak sekolah dasar dan terus berlanjut hingga perguruan tinggi sehingga anak-anak kita memiliki benteng yang kuat dalam menghadapi pengaruh global. Kalau kita kuat," jelas Nasir Majid.
Acara dialog kebangsaan yang digelar Lemhannas tersebut juga menghadirkan pembicaraan lain, yakni Kepala Staf Komando Daerah Militer (Kasdam) V/Brawijaya Brigadir Jenderal TNI Asmai, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jatim Zainal Muthadien dan perwakilan dari Polda Jatim.
"Hal yang perlu menjadi perhatian saat ini adalah bagaimana meningkatkan kewaspadaan terhadap masuknya pengaruh global yang bisa melunturkan nilai-nilai kebangsaan," tutur Zainal Muthadien. (Andira)