Rabu, 11 Desember 2013

Ratusan Warga Setrojenar Peringati Hari HAM



10 Desember 2013 | 23:52 wib


KEBUMEN, suaramerdeka.com – Sedikitnya 200 warga Desa Setrojenar, Kecamatan Buluspesantren Kebumen, Selasa (10/12) berkumpul di lapangan desa setempat untuk memperingati Hari HAM Sedunia. Acara diisi dengan acara doa bersama melalui pembacaan tahlil.

Setelah itu warga berorasi keliling desa sambil membawa spanduk dan poster dari kertas yang bertuliskan tuntutan pengusutan tragedi berdarah di Setrojenar pada 16 April 2011 silam.

Tulisan lain, warga menyampaikan penolakan terhadap pemagaran yang dilakukan oleh TNI di kawasan Urut Sewu. Salah satu spanduk bertuliskan 'tanahku adalah kehidupanku', 'tanahku go urip putuku' dan puluhan tulisan lainya.

Tokoh Desa Setrojenar Kiai Imam Zuhdi mengatakan, peringatan hari HAM tersebut merupakan salah satu agenda untuk mengingat tragedi 16 April 2011.

"Saat itu personil TNI melukai 13 petani dan warga, serta merusak 12 sepeda motor," ujarnya di sela-sela aksi.
  
Koordinator Aksi Hari HAM, Paryono meminta kepada TNI agar tidak semena-mena dalam mengambil hak tanah warga. Sejak dulu warga sebenarnya sudah berbaik hati dengan meminjamkan lahanya untuk latihan TNI.

Dipinjamkanya tanah warga karena saat itu lahan masih cukup luas sedangkan warga belum banyak yang menggarap untuk pertanian.

"Akan tetapi saat ini, warga sudah merasa membutuhkan lahan tersebut untuk mencari nafkah dengan menjadikanya sebagai lahan pertanian," ujarnya seraya menyebutkan dengan kondisi itu, hendaknya TNI memahaminya.

Kepada Pemkab Kebumen, warga meminta untuk segera bertindak untuk membela warganya. Karena warga menganggap sampai saat ini Pemkab Kebumen justru belum melakukan apa-apa untuk membela warga Urut Sewu.

"Sebelum masalah sengketa tanah ini selesai, sampai kapan pun kami belum merasa tenang," tandas Paryono. (Supriyanto/CN37/SMNetwork)