Selasa, 10 Desember
2013 | 10:08 WIB
PAREPARE,
KOMPAS.com — Kasus peluru nyasar yang menembus paha kanan, Harlan, bocah tujuh
tahun asal Jalan Ambo Matti, Kelurahan Lapadde, Kecamatan Ujung, Kota Parepare,
Sulawesi Selatan, beberapa waktu lalu mulai menemukan titik terang.
Timah panas yang
menghunjam Harlan diduga berasal dari senjata aparat TNI. Hal ini dikemukakan
Aya, warga Jalan Pekuburan Maspul, Kelurahan Lompoe, Selasa (10/12/2013) pagi.
Aya, yang juga
pemilik salah satu kafe di kawasan Lompoe, mengatakan, pada saat kejadian,
Kamis (5/12/2013) dini hari lalu, ada kejadian penembakan yang terjadi tak jauh
dari kafe miliknya.
"Ada
perkelahian antar-anak muda saat itu. Kejadiannya sekitar jam sebelas
malam," katanya.
Tidak ingin kafe
miliknya jadi sasaran keributan, Aya pun meminta bantuan aparat. Dibenaknya
saat itu, kata Aya, adalah menghubungi salah satu petinggi di Komando Rayon
Militer (Koramil) Bacukiki setempat.
"Saya
menelepon dan minta bantuan agar perkelahian di luar tempat jualan kami tidak
meluas," katanya.
Sempat reda,
perkelahian kembali terjadi. Saat itu, kata Aya, aparat tersebut berada di
tengah kelompok pemuda yang tengah adu otot. "Mungkin karena tidak mau
dilerai, aparat itu kemudian mengeluarkan senjata dan menembak ke atas sebagai
peringatan, terlebih aparat tersebut saat kejadian terlihat terdesak,"
katanya.
Hingga kini,
belum ada keterangan yang berhasil didapatkan dari pihak Koramil Bacukiki.
Kepolisian pun masih menunggu hasil uji laboratorium forensik Polda Sulselbar
terkait jenis proyektil tersebut. (Editor : Glori K. Wadrianto)