Senin, 16 Desember 2013

KSAD Bentuk Prajurit Modern Berbasis Ilmu Pengetahuan

posted: 15/12/2013 10:46

Liputan6.com, Jakarta : Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) TNI Jenderal TNI Budiman meminta seluruh elemen TNI AD menjadikan Hari Juang Kartika 2013 sebagai ajang introspeksi dan mawas diri terhadap tugas selama setahun lalu. Budiman juga menyebut akan membentuk prajurit modern.

"TNI AD konsekuen menjaga keutuhan dan kedaulatan. Terkait dengan kebijakan pembangunan TNI AD, kami berkomitmen terus melakukan pemenuhan dan modernisasi alutsista, membangun prajurit modern yang mencintai rakyat dengan basis ilmu pengetahuan," kata Budiman.

Hal itu disampaikan Budiman saat memberikan amanat kepada peserta Hari Juang Kartika yang berlangsung di Lapangan Komando Daerah Militer V, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (15/12/2013).

Berangkat dari pengalaman krisis 2008, kata Budiman, sebagai bangsa pejuang, seluruh elemen bangsa harus turut serta memberikan sumbangsih demi pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, TNI AD dalam hal ini telah memberikan sumbangsih kepada masyarakat dan pemerintah daerah, dengan menyokong pembangunan pendidikan, kesehatan dan lainnya.

"Meski memasuki 2013, pada tataran global dunia menghadapi situasi ketidakpastian dengan ditandai pertumbuhan ekonomi yang melesu. Hampir sektor pertumbuhan ekonomi pada kuartal III melambat, pada sektor pertanian, manufaktur, transportasi," kata Budiman.

Selain itu, lanjut Budiman, TNI AD juga selalu tanggap dengan kondisi rakyat, berkontribusi maksimal dalam persoalan faktual bangsa. Memasuki 'tahun politik', Budiman menegaskan, TNI senantiasa bersikap netral, tidak melibatkan diri dalam politik praktis dan menjamin pelaksanaan pemilu berjalan aman, teritib, jujur dan adil.Sebelumnya diberitakan, puluhan warga SAD di Desa Bungku, menderita luka-luka akibat diserbu ribuan personel gabungan Brigade Mobil, Satpol PP, tentara, dan petugas keamanan PT Asiatic Persada.


Penyerbuan yang terjadi sejak tanggal 7 Desember tersebut, dilakukan sedikitnya 1.500 personel gabungan.

Penyerbuan itu sendiri, dilakukan dengan alasan melakukan penggusuran untuk menertibkan penggunaan lahan sawit perusahaan tersebut.