Jumat, 06 Desember 2013

Ketika Tenaganya Dibutuhkan, Prajurit Harus Siap



KEPALA Staf Kodam III/Siliwangi Suyatno menuturkan hal tersebut ketika memimpin Gladi Posko I Korem 061/Suryakancana tentang penanggulangan bencana alam letusan Gu­nung Pangrango di Makorem, Jalan Merdeka, Kota Bogor, Rabu (4/12/2013).Ketika membantu tugas pemda, prajurit juga harus siap dengan tantangan, salah satunya bencana alam.Selain, banjir dan longsor, wilayah Jabar juga dihantui bahaya bencana gunung berapi.  

Di Jabar terdapat tujuh gunung berapi aktif tipe A, salah satunya Gu­nung Gede Pangrango.Keberadaan gunung tersebut yang meliputi wilayah Cianjur, Sukabumi, dan Bo­gor, perlu tetap diwaspadai, meski saat ini statusnya masih normal.Se­lama ini, aktivitas gunung tersebut masih terpantau normal.

Namun, tidak ada yang bisa mem­perkirakan status gunung ke depan­nya, seperti yang terjadi pada Gu­nung Sinabung yang tiba-tiba meletus."Memang sekarang statusnya masih normal. Namun, gunung meletus kan, tidak bisa diprediksi ka­pan meletusnya. Dengan demikian, masyarakat di kaki Gunung Pang­rango, yakni di Kabupaten Cianjur, Bogor, dan Sukabumi harus memiliki kewaspadaan tinggi," ujar Suyatno.Latihan gladi posko diikuti sekitar 150 personel.Mereka diharapkan nantinya bisa membantu pemda dalam menanggulangi bencana alam gunung meletus.Gladi posko juga di­lakukan dengan tujuan untuk menentukan tupoksi masing-masing elemen, tatkala terjadi bencana. Hasil perencanaan gladi posko I akan ditindaklanjuti dengan para pengam­bil kebijakan di pemda.

Pendapat yang sama disampaikan Kepala Badan Penanggulangan Ben­cana Daerah Kabupaten Bogor YosSudrajat yang ditemui secara ter­pisah. Ia mengatakan meski Gunung Pangrango masih aman, masyarakat yang tinggal di kaki gunung tersebut harus terus waspada. Aktivitas gu­nung berapi bisa berubah kapan saja.Dinasnya secara kontinyu terus melakukan latihan penanggulangan bencana gunung meletus kepada masyarakat yang ada di sekitar kaki Gunung Pangrango.

Dalam pantauannya, Gunung Pangrango belum menunjukkan pe­ningkatan aktivitas, tetapi beberapa wilayah kemungkinan terkena dampaknya jika gunung tersebutbergejolak, misalnya Kecamatan Tamansari, Cijeruk, Cigombong, Caringin, Cisarua, dan Mega mendung. Berdasarkan catatan BPBD Kabupaten Bogor, Gunung Pang­rango meletus terakhir pada Septem­ber 1957.

Letusan Gunung Pangrango ke­mungkinan juga akan berdampak pada masyarakat Kabupaten Cianjur. Letusan gunung yang memiliki ke­tinggian sekitar 3.000 meter di atas permukaan air laut ini diperkirakan mengancam enam kecamatan di Kabupaten Cianjur.(Kismi Dwi Astuti/"PR"), Sumber Koran: Pikiran Rakyat (06 Desember 2013/Jumat, Hal. 31)