BENDERA bergambar bulan dan bintang berkibar di halaman gedung Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) sesaat setelah pengukuhan Malik Mahmud sebagai Wali Nanggroe Aceh ke-9, kemarin. Bendera yang mirip dengan bendera Gerakan Aceh Merdeka (GAM) itu dikibarkan massa yang menunggu pengukuhan Wali Nanggroe sejak pagi. Seusai pengukuhan, massa spontan meneriakkan, "Hidup Aceh, Allahu Akbar, kibarkan bendera Aceh!" Mereka meminta agar bendera tersebut dikibarkan di tiang bendera halaman gedung DPRA.
Permintaan itu tidak diindahkan. Belasan bendera bulan bintang yang dikibarkan diamankan aparat gabungan TNI dan Polri. Akibatnya, bentrokan antara massa dan aparat TNI-Polri tak terhindarkan.
Massa yang berkumpul di depan Masjid Raya Baiturrahman mengamuk dengan meleparkan batu, kayu, dan kursi ke arah aparat TNI di kantor kodim. Karena massa semakin anarkistis, pihak TNI melepaskan sejumlah tembakan ke udara. Massa menuntut, pihak kodim mengembalikan bendera. "Tembak saja kami, asal kembalikan bendera," teriak salah seorang warga dari kerumunan massa.
Menurut Ibnu, salah seorang warga yang terlibat bentrokan dengan pihak keamanan; seorang rekannya ditendang dan bendera diambil paksa. "Kami meminta kembalikan bendera," tandasnya.
Ribuan warga yang datang dari sejumlah kabupaten/kota di Aceh itu memadati ruas Jalan Daud Beureueh mulai Simpang Lima hingga Simpang jambo Tape, Banda Aceh.
Pihak kepolisian mengerahkan 1.158 personel untuk mengamankan acara itu. Warga tertahan di depan gedung DPRA. Yang diperbolehkan masuk hanya tamu yang memiliki undangan resmi dari panitia. (HP/P-3), Sumber Koran: Media Indonesia (17 Desember 2013/Selasa, Hal. 06)