Seorang warga
sipil, Wibowo (41) Warga Kampung Sanggrahan RT IV RW VI, Kelurahan Wates,
Magelang Utara, Kota Magelang, tewas setelah diduga dianiaya sekelompok orang
yang merupakan oknum anggota TNI. Akibat penganiayaan itu, pria yang berprofesi
sebagai penjual roti ini mengalami luka lebam di sekujur tubuhnya, hingga ia
meninggal dunia, Minggu (14/4/2013) dini hari. Informasi yang dihimpun Tribun
Jogja, peristiwa bermula saat korban diketahui mengintip salah satu siswi SMK
Kesdam IV/Diponegoro yang sedang mandi di kamar mandi asrama Rumah Sakit
Tentara (RST) dr Soedjono Magelang, Jumat (12/4/2013) malam sekitar pukul 21.00
WIB.
Pada saat itu, korban bersama Frans, warga Kampung Sanggrahan, Wates,
Magelang Utara yang merupakan salah satu penjaga bangunan milik Kostrad yang
lokasinya berdampingan dengan asrama putri di kompleks RST. Ketua Rukun Warga
VI, Kampung Sanggrahan, Bambang Prayogo menjelaskan, ia mendapatkan informasi
jika warganya meninggal setelah dianiaya 15 orang, yang menjadi siswa SMK
Kesdam IV/Diponegoro.
"Informasinya, mereka dituduh sering ngintip orang mandi, yaitu
Siswi SMK Kesdam. Mereka mengintip dari atas apartemen milik Kostrad ke arah
asrama di dalam RST," jelasnya, Minggu (14/4).
Bambang juga
menyebut, korban juga diminta untuk menandatangani surat bermaterai, terkait
perbuatan tersebut. Setelah itu, korban diinterogasi di dalam komplek RST. "Tapi saya tidak
tahu, kok Bowo (korban) bisa sampai renyek (luka memar). Katanya, dia mengalami
gegar otak berat, telinga, hidung, mulut keluar darah," jelas Bambang. Ia menambahkan,
korban sempat pulang ke rumahnya yang tak jauh dari RST, pada Jumat (12/4)
malam. Sabtu (13/4) pagi harinya, jelas Bambang, korban sempat bertemu
istrinya, Niken yang baru saja pulang dari Bandung menengok saudaranya.
Saat itu keadaan
Bowo sudah terkapar lemah di rumahnya, dengan luka lebam di sekujur tubuh dan
mengalami muntah darah. "Korban yang sudah dalam kondisi kritis itu lalu
dibawa ke RST dr Soedjono dan dimasukkan ke ruang ICU," tambah Bambang.
Setelah menjalani perawatan, Wibowo menghembuskan nafas terakhir pada Minggu (
14/4) sekitar pukul 03.00 dini hari. Korban kemudian dibawa ke rumah duka dan
diotopsi di RS Sarjito Yogyakarta. Istri Korban, Niken menuturkan masih bisa
berkomunikasi dengan korban sebelum ajal menjemput suaminya. "Ia hanya
mengatakan bukan dia pelakunya. Dia juga berusaha untuk mencari keadilan,"
jelas Niken sebelum mengantar jenasah suaminya untuk diotopsi.
Dikonfirmasi
terpisah, Komandan Kodim 0705/Magelang, Letkol Teguh Wardoyo mengatakan,
mendapat informasi jika penganiayaan terhadap warga yang diduga mengintip,
dilakukan di dalam RST. Hanya saja, dirinya tidak mengetahui secara pasti
pelaku penganiayaan tersebut apakah dilakukan oleh anggota TNI RST dr Soedjono atau tidak. “Para pelaku yang
diduga melakukan tindakan penganiayaan tersebut saat ini diamankan di Detasemen
Polisi Militer IV/2 Sub Detasemen 2-1 Kodam IV Diponegoro Magelang,”jelasnya. Terkait
jika ada anggota TNI yang terlibat, Dandim menyatakan ada tindakan sesuai dengan proses
hukum. "Tidak ada yang kebal hukum saat ini. Namun, proses kami serahkan
pada penyidik di Denpom," jelasnya.
Kapolres Magelang
Kota, AKBP Joko Pitoyo mengatakan penganiayan tersebut diduga dilakukan oleh 14
oknum TNI. Menurut Joko, penganiayaan diduga dilakukan setelah korban (Wibowo,
red) ketahuan mengintip salah satu siswi SMK Kesdam IV/Diponegoro yang sedang
mandi di kamar mandi asrama RST dr Soedjono. "Saat ini, kasusnya telah
diserahkan ke Detasemen Polisi Militer IV/2 Sub Detasemen 2-1 Kodam IV Diponegoro
Magelang," tandasnya. www.tribunnews.com